PADANG, HARIANHALUAN.COM - Dari 32.391 tenaga kesehatan (Nakes) yang masuk daftar mendapat vaksin Covid-19 di Sumatera Barat (Sumbar), saat ini baru 25 ribu yang telah mendapat suntikan. Persentase vaksinasi baru mencapai 79 persen.
Kementerian Kesehatan memberikan target pada Februari ini, vaksinasi tahap pertama tuntas, kemudian dilanjutkan tahap kedua.
Baca Juga : Pantauan Perkembangan Covid-19 di Sumbar: Positif 114, Sembuh 92, dan Meninggal Dunia 1 Orang
Simak Terus Berita Sumbar Hari Ini di Harianhaluan.com
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi mengatakan, belum tercapainya 100 persen vaksinasi tenaga kesehatan dikarenakan pelaksanaan vaksin tidak berlangsung serentak seluruh daerah, melainkan dilakukan bergiliran.
Akibatnya, sebagian daerah telah tuntas, namun ada yang masih di bawah 50 persen. Di antaranya di Solok Selatan dan Kepulauan Mentawai.
Baca Juga : Update Zonasi Covid-19 di Sumbar Minggu Ke-57, Kabupaten 50 Kota Jadi Zona Merah
“Mentawai misalnya, kondisi geografis kepulauan yang menjadi kendala kita terlambat melakukan penyuntikan,” ungkapnya, kemarin.
Simak Terus Berita Sumbar Terkini di Harianhaluan.com
Kendati demikian, Arry Yuswandi yakin, pada akhir Februari seluruh nakes di provinsi ini selesai divaksin Covid-19 sebanyak dua kali setiap orang.
Baca Juga : Antisipasi Karhutla, Sumbar akan Tambah Alat Gurdian
Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar memastikan hingga saat ini belum ada tenaga kesehatan di provinsi itu menolak program vaksinasi Covid-19. Pasalnya, respon nakes terhadap vaksinasi Covid-19 cukup baik.
"Yang menyatakan menolak sih gak ada ya. Tapi karena mereka masih punya riwayat sakit, jadi masih khawatir. Namun mereka bisa menerima (vaksin)," kata Arry Yuswandi.
Baca Juga : Kualitas Udara di Sumbar Masih Kategori Sangat Baik
Begitu juga di daerah, kata Arry, belum ada daerah yang mengeluh program vaksinasi ini. Dia berharap dengan adanya peraturan terbaru dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI untuk mengalokasikan anggaran vaksinasi bisa menutupi kekurangan yang ada.
"Dengan adanya anggaran yang dialokasikan, kalau ada kekurangan terkait vaksinasi sehingga bisa dipenuhi," harap Arry.
Arry pun mengakui, ada kendala saat daftar online pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19 mengalami kendala. Kendala tersebut adalah tahapan registrasi.
"Jadi kalau daftar online terkadang terkendala dengan jaringan. Kalau untuk tenaga kesehatan kita kan sudah ada datanya. Jadi kita pakai itu saja," timpal Arry.
Jika nantinya ada sasaran vaksinasi terbaru, Arry menyebutkan, akan menggunakan sistem manual. Untuk registrasinya dilakukan secara manual, namun setelah divaksin baru diinput datanya ke aplikasi.
"Karena kalau menunggu aplikasi pasti lama. Jadi manual, nanti setelah divaksin data mereka kita masukan ke aplikasi," tambah Arry. (*)