PADANG, HARIANHALUAN.COM - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto mengarahkan, target Humas Pendidikan Vokasi pada 2021 minimal mampu meningkatkan minat masuk lulusan SMP ke SMK sama dengan minat masuk ke SMA.
"Target persuasi 2021 adalah calon peserta didik dan orangtua mereka," imbuhnya dalam Rapat Koordinasi Humas di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Tahun 2021 yang berlangsung di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Yogyakarta, dilansir dari laman resmi pnp.ac.id, Senin (1/3/2021).
Baca Juga : Mushola Baitussalam Dapat Bantuan dari KKG PAI Batam
Simak Terus Berita Sumbar Hari Ini di Harianhaluan.com
Untuk mencapai hal tersebut mindset masyarakat, kata Wikan, bahkan pihak di lingkungan pendidikan vokasi sendiri harus diubah. Kalaupun anak kita tukang, mereka adalah tukang yang ahli, tersertifikasi dan berpengalaman kerja luar negeri! Apa istimewanya SMA dari SMK?.
"Logikanya, produk nyata apa yang bisa dibuat dan dijual lulusan SMA? Wikan mempertanyakan dan cukup membakar rasa memiliki ‘ sense of belonging’ peserta yang hadir," ujar Wikan.
Baca Juga : Politeknik ATI Padang Milik Kemenperin Kembali Buka Pendaftaran Jarvis
Simak Terus Berita Sumbar Terkini di Harianhaluan.com
Pilihan sekolah di SMA atau SMK, akademik atau vokasi sama baiknya, tapi harus sesuai passion ketertarikan dan minat anak. Harus ada ketertarikan pada bidang ilmunya, mereka bahagia belajar di situ plus punya visi ke depan mau jadi apa dan melakukan apa.
Pendidikan vokasi atau akademik sama-sama berpeluang menjadikan peserta didik jadi pemimpin karena pemimpin itu tidak hanya menguasai technical skill, tapi juga harus punya soft skill, berjiwa kepemimpinan atau leadership dan managerial.
Baca Juga : Benarkah UTBK-SBMPTN 2021 Diundur?
Kenyataan sekarang kita mendidik anak sejak SD belajar keras untuk mendapatkan nilai tinggi agar bisa masuk ke SMP favorit, dan mengabaikan passion mereka.
Akhirnya anak memahami bahwa belajar itu adalah berkompetisi untuk mendapatkan nilai yang tinggi agar diterima di sekolah favorit. Itu membuat mereka tertekan, tidak siap secara passion dan soft skill. (*)
Baca Juga : 350 Atlet Pencak Silat Bertarung di Gedung PKM Politeknik Negeri Padang