PADANG, HALUAN — Rektor IAIN Imam Bonjol(IB) Prof.Sirajuddin Zar tak punya minat untuk ikut bertarung pada proses pemilihan rektor, Maret mendatang. Mantan Direktur Pasca Sarjana IAIN IB ini lebih memilih menjalani sisa karier untuk akademis, baik di dalam dan di luar kampus ini.
“Cukuplah satu periode saja. Saya akan memilih berkecimpung di dunia akademis, tulis menulis serta merampungkan buku,”katanya.
Baca Juga : Hadiri Wirid di Perumda AM Padang, Hendri Septa Ajak Tingkatkan Kepedulian
Sesuai dengan rencana yang ada, Juni nanti, IAIN akan memiliki rektor baru dan akan ada pemimpin baru di kampus yang berbasis di Lubuklintah ini. Untuk itu, Sirajudin berharap agar proses suksesi yang akan mendapatkan pejabat baru pengganti dirinya dapat berlangsung dengan tenang dan adanya gesekan sesama civitas kampus.
Hari ini (Rabu, 16/2), kata pria berusia 58 tahun itu, IAIN akan membentuk kepanitian pemilihan rektor, sekaligus menyusun tahapan pencalonan pemilihan yang diperkirakan akan berlangsung Mei atau Juni ini. Panitia yang terbentuk, diharapkan dapat menyaring tiga orang calon rektor yang akan diajukan kepada Menteri Agama, Surya Dharma Ali (SDA) dalam waktu dekat. Nantinya, siapa yang akan ditetapkan sebagai rektor tergantung pilihan Menag SDA. Hal ini jelas berbeda dengan proses pemilihan kepala daerah atau presiden yang ditentukan oleh suara rakyat.
Baca Juga : Pemko Padang Gelar Bimtek PPRG Tahun 2021
“Belum tentu nantinya, kandidat yang memiliki suara terbanyak di tingkat Senat IAIN otomatis menjadi rektor,”kata Sirajudin.
Ia juga membantah juga niatnya untuk tidak mencalonkan diri sebagai rektor buntut dari desakan atas serangkaian isu dan demonstrasi beberapa waktu belakangan. Katanya, dirinya lebih merasa tepat untuk menyelesaikan tugas-tugas akademis dibanding sebagai seorang pejabat struktural. Selain itu, Sirajuddin ternyata juga mendapat tawaran dari sebuah perguruan tinggi di Malaysia untuk menjadi staf pengajar.
Baca Juga : Pandemi Belum Reda, Warga Padang Takut Berobat ke Puskesmas
Kabar ini tidak ditampik Sirajuddin. Ia ditawari sejak awal menjadi rektor dan terus terjadi hinigga kini dan rencananya Sirajuddin akan memenuhi tawaran tersebut. Selama satu periode, sebut Sirajuddin, dia telah mencoba melakukan yang terbaik untuk IAIN. Termasuk mengusahakan pembangunan kampus baru di Sungai Bangek, Kototangah, Padang. Namun, realisasi pembangunan, baru sebatas menyediaan lahan sebesar 60 hektare, dari rencana 270 hekatare, termasuk perumahan civitas akademika IAIN.
“Paling tidak, saya sudah mengusahakan, untuk IAIN dapat berubah status menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) Padang. Saat ini, dari segi fakultas, tinggal menambah fakultas eksakta, sementara di sosial sudah cukup. Paling tidak, rektor pengganti saya tinggal memikirkan pembangunan, dengan berkoordinasi dengan ABD (Asian Development Bank/Bank Pembangunan Asia),” kata Sirajuddin. Persoalan pemeriksaan Inspektorat Kemenag RI, katanya, hanya persoalan pemeriksaan internal saja. “Apapun lembaganya, pasti dilakukan pemeriksaan internal. Jadi, yang terjadi itu hanya kesalahan pencatatan dan sudah dibenahi. Saya juga bingung, kenapa hal ini sampai ke tangan mahasiswa,” katanya.
Baca Juga : Jumlah Penerima BST di Padang Berkurang 2 Ribu KPM
Polemik terakhir yang terjadi adalah, kecemasan puluhan mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris (BSI) yang jurusannya “dilikuidasi”. “Saya memang belum terima laporan resmi dari PR I (bidang akademis), namun saya pastikan, tidak ada mahasiswa yang akan terlantar. Ini hanya persoalan teknis saja, dan mereka bisa ditumpangkan sementara di Jurusan Bahasa Inggris di Fakultas Adab,” janji Sirajuddin. (h/mat)