“Ternyata saya tidak bisa membohongi diri sendiri. Jiwa dagang saya rupanya lebih besar dari jiwa bekerja sebagai karyawan ataupun sebagai pengajar. Karena itulah saya memutuskan pilihan menjual pulsa keliling, saya merasa nyaman dengan pilihan ini. Meskipun berjualan dengan sepeda, namun selain mudah menyelip ke mana-mana, dengan sepeda kesehatan turut terjaga,” ucap Hendri membuka pembicaraan sambil memancing tawa.
Baca Juga : Etika Politik Koalisi PKS dan PAN dalam Menentukan Wakil Walikota Padang
Haluan berkesempatan bertemu Hendri di Gang Senggol, tepat di samping Kantor Pos Padang. Tampilannya yang unik dengan kemeja branding dari salah satu provider, Hendri mengayuh sepeda berplank merk Malala Cellular Keliling Dunia Jual Pulsa. Saat dihampiri Haluan, kebetulan Hendri sedang menagih pembayaran saldo di salah satu konter.
“Saya tamat kuliah D III dan sempat bekerja. Dulu tahun 2008 pernah jadi guide, setelah gempa 2009 saya berhenti. Karena cukup cakap berbahasa Inggris, saya mengajar di salah satu sekolah internasional dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Selain itu saya juga membuka private Bahasa Inggris di rumah. Herannya saat itu saya sempatkan juga berdagang keripik dan pulsa di Pasar Raya. Setelah dijalankan berbarengan selama setahun, saya merasa tak cukup waktu dan akhirnya memilih fokus menjual pulsa sampai sekarang,” ujar Hendri memulai kisahnya.
Baca Juga : Politik dan Etika Berkelindan dalam Pengisian Jabatan Wawako Padang
Ia meneruskan, menjual pulsa keliling baginya cukup menguntungkan dari segi ekonomi. Selain bisa memenuhi kebutuhan sendiri, Hendri juga ikut meringankan beban orangtua yang tinggal di kampungnya, di Bonjol Kabupaten Pasaman. Hebatnya lagi, hanya dengan berjualan pulsa keliling, Hendri bisa ikut membiayai sekolah adik-adiknya hingga tamat. “Adik-adik saya sudah tamat pendidikan dan sudah pada menikah. Saya sendiri mudah-mudahan tahun ini menikah dengan calon pilihan sendiri,” ucapnya sumringah.
Meskipun bisnisnya terkesan lucu dan mengedepankan keunikan, ternyata perputaran uang yang dijalankan Hendri bukan main-main. Bayangkan, dalam sehari Hendri bisa menjual pulsa elektrik sebanyak Rp2 juta dan pulsa token listrik sebanyak Rp2 juta. Total rata-rata Rp4 juta penjualan dengan keuntungan di kisaran Rp200-250 ribu dalam seharinya. Itu artinya dalam sebulan Hendri memiliki keuntungan bersih sekitar Rp6 sampai Rp7 juta.
Baca Juga : Jangan Terlalu Bersedih Jika Kamu Dihinakan
“Saya bukan menjual pulsa eceran saja. Ada pulsa token listrik dan juga mengisi saldo pedagang pulsa di beberapa konter. Untuk token pulsa, pelanggan terdiri dari beberapa toko, kantor dan kafé di Kota Padang, yang rata-rata pengeluaran listriknya berjumlah jutaan dalam sebulan. Saya berjualan dengan berkeliling saja, sesuai dengan nama Malala Celluler yang saya gunakan. Tagline saya, Jual Pulsa Keliling Dunia. Sedangkan pelanggan berasal dari kalangan pedagang di Pasar Raya, masyarakat, bule dan lain-lain. Pelanggan ada yang tinggal di Padang, Pariaman, Mentawai bahkan ada bule yang bolak-balik Padang-Singapura,” tuturnya bangga.
Setelah melayani pengisian pulsa seorang pelanggan yang memesan lewat ponsel, Hendri melanjutkan ceritanya. Dalam 3 atau 4 hari ia biasa mengisi saldo sebanyak Rp10 juta. Sedangkan jumlah modal tetap yang terus berputar pada pelanggan, lebih kurang sebanyak Rp40 juta.
Baca Juga : Mengapa Isu Presiden 3 Periode Kembali Berhembus?
“Saya berpandangan, dimana kita nyaman sebaiknya di situlah kita fokus bekerja. Saya merasa nyaman berdagang seperti ini, karena itulah saya bertahan dan bisa berkembang. Untuk keuntungan, asalkan tekun dan mau berusaha maka keuntungan akan datang dengan sendirinya,” tambahnya lagi.
Hendri mengaku, banyak orang yang sinis dan menganggap dirinya tidak bekerja sesuai dengan pendidikan dan gelar yang ia miliki. Tapi Hendri menyayangkan orang-orang tersebut yang tak bertanya langsung kepadanya sebelum menilai pekerjaannya. Menurutnya sebatas pekerjaan itu halal dan tidak melanggar aturan agama, maka keuntungan akan datang dengan sendirinya, bahkan dari tempat yang tidak diduga-duga.
Dalam berusaha, tentu ada manis dan pahit yang akan dirasakan. Begitupun dengan usaha pulsa keliling yang dilakoni Hendri. Ia mengaku bagian tersulit dalam menjalankan usaha adalah saat penagihan hutang pada beberapa pelanggan yang bandel. Tapi Hendri mengaku banyak belajar dari pengalaman, sehingga tidak mau jatuh di lubang yang sama.
“Sudah biasa kita temukan dalam masyarakat. Uang ada, tapi membayar utang itu yang malas. Saya banyak belajar dari pengalaman dengan pelanggan. Bagi mereka yang sering tak tepat janji membayar utang pulsa, atau kerap mengundur pembayaran, saya akan memutuskan langganan secara sepihak. Sejak pertama kali berjualan pulsa, tak kurang dari Rp30 juta utang pelanggan yang tak tahu ujung pangkalnya. Tapi saya yakin, Tuhan sudah mengatur rezeki kita asal mau berusaha. Buktinya usaha saya masih laris manis, rencananya akan saya kembangkan dengan menawarkan langganan token pulsa di hotel-hotel besar,” ujarnya menutup pembicaraan.***
Oleh :
JULI ISHAQ PUTRA