Bagi pihaknya, Korea Utara “siap melakukan tindakan balasan menangguhkan sementara uji coba nuklir yang mencemaskan AS itu”, katanya.
Baca Juga : Harga Kebutuhan Pokok di Padang Cenderung Stabil
Amerika Serikat, yang menempatkan hampir 30.000 tentara di Korsel, melakukan serangkaian pelatihan militer gabungan dengan sekutu utamanya di Asia itu setiap tahun. Seoul dan WashingtoN menegaskan pelatihan itu bersifat defensif, tetapi kegiatan itu selalu dikecam oleh Pyongyang sebagai persiapan bagi invasi.
Pelatihan militer tahunan itu biasanya meningkatkan ketegangan militer antara dua Korea, yang secara teknis berada dalam perang karena Perang Korea 1950-1053 diakhiri dengan satu gencatan senjata bukan dengan satu perjanjian perdamaian.
Baca Juga : Peluang untuk Tenaga Kerja, Dibuka Pendaftaran Kerja ke Jepang untuk Perawat
Laporan KCNA itu mengatakan usul Pyongyang itu bertujuan untuk meredakan ketegangan tahun 2015 yang merupakan uang tahun ke-70 pembagian semenanjung Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan setelah kemenangan Sekutu tahun 1945 dalam Perang Dunia II.
Pelatihan militer AS-Korsel itu sebagai “akar penyebab” ketegangan di semenanjung itu, kata KCNA.
Baca Juga : Jadi Ujung Tombak Penyaluran BBM di Sumbar, Ini Modal Utama Elnusa Petrofin
Washington seharusnya berunding untuk menjelaskan usul baru Pyongyang itu , Korut “siap berunding dengan AS setiap saat”, kata kantor berita itu.
Korut telah tiga kali melakukan uji coba nuklir terakhir Februari 2013 dan baru-baru ini mengancam akan melakukan uji coba nuklir keempat untuk menanggapi satu resolusi PBB yang mengecam catatan hak asasi manusia negara itu. Akan tetapi, para ahli menganalisis gambar satelit komersial dari lokasi uji coba bawah tanah Korut menunjukkan tidak ada kegiatan menyangkut dengan uji coba itu, demikian AFP. (h/ans)
Baca Juga : Jumlah Kolam Budidaya Perikanan Masyarakat di Pariaman Terus Bertambah