Awal penyakitnya, ketika ia merantau ke Bandung dan berdagang. Ketika, bermain sepakbola ia terjatuh dan kena punggung belakangnya sehingga membuat ia lumpuh. Kemiskinan juga, yang membuatnya pasrah atas penyakit yang dideritanya itu.
Baca Juga : Etika Politik Koalisi PKS dan PAN dalam Menentukan Wakil Walikota Padang
Biaya berobat sudah tidak dimilikinya. Untungnya ia memiliki Jamkesmas yang selalu menjadi “andalan” rakyat jelata itu. Namun, kendala berobat yang ia alami adalah karena tidak ada uang untuk orang yang akan menunggu di rumah sakit. “Sebab, untuk menunggu di rumah sakit butuh dana makan sehari-hari dan transportasi,” katanya
Sementara itu, sang penyakit yang bernama hipertensi berat dengan kelumpuhan kian menggerogoti tubuh pria yang masih bujangan ini. Pria yang bertempat tinggal di Kelurahan Air Manis RT02/RW02 ini, sehari-hari hanya ditunggui oleh keponakan dan abangnya.
Baca Juga : Politik dan Etika Berkelindan dalam Pengisian Jabatan Wawako Padang
Safdi adalah salah satu di antara banyak warga yang tergolong kurang mampu di Air Manis. Tinggal di rumah berdindingkan kayu, yang sudah semakin melapuk dan berlantai kayu dengan atap seng semakin rapuh.
Seolah, menyisakan gurat kemiskinan. Rumah yang sangat jauh, dari kata nyaman dan layak itu telah ia tempati berpuluh-puluh tahun tanpa mampu merubahnya menjadi lebih baik, namun tak sekalipun ia mengeluh apalagi menyerah. Bahkan, untuk masuk ke rumahnya harus bergantian karena kalau ramai-ramai maka rumahnya akan runtuh, karena kayu rumah yang sudah lapuk.
Baca Juga : Jangan Terlalu Bersedih Jika Kamu Dihinakan
Kini, Safdi dan keluarganya hanya bisa mengharap ada bantuan donasi dari orang-orang yang memiliki nurani kemanusiaan untuk membantunya membunuh penyakitnya itu. Menurut Ali Usmar yang merupakan kakak ipar Safdi, sakit yang dideritanya sejak tahun 2002, setelah terjatuh tiba-tiba saja tidak bisa berdiri lagi, dan lumpuh hingga kini.
“Kami keluarga, sudah membawanya ke puskesmas dan rumah sakit M.Djamil beberapa kali. Namun, pihak rumah sakit mengatakan rawat jalan saja tapi tidak ada hasilnya sampai kini,” kata laki-laki yang sehari-harinya bekerja sebagai pengangkat kepala jawi.
Baca Juga : Mengapa Isu Presiden 3 Periode Kembali Berhembus?
Dikatakannya, kini kondisi Safdi memprihatinkan punggung belakang bolong, kaki menyusut, dan buang air kecil diember saja.
Dirut RSUD Rasidin Artati Suryani mengatakan, penyakitnya ini sudah lumpuh bertahun-tahun akibat jatuh. Dan, luput dari pengawasan Puskesmas dan Dinas Kesehatan. “Apalagi, kini kondisi tensinya cukup tinggi yaitu 180/120. Sehingga, pemeriksaannya butuh waktu lama hingga bertahun-tahun,” katanya.
Menanggapi hal itu Ketua DPRD Kota Padang Erisman, sangat menyayangkan masih adanya warga Kota Padang yang luput pelayanan kesehatan dari pemerintah, dengan alasan kemiskinan. “Mana lurah dan camatnya, apakah tidak ada perhatian kepada warganya yang butuh bantuan ini. Apalagi, telah bertahun-tahun,” tegas kader Gerindra ini.
Ke depan, diharapkan bagi lurah dan camat jika ada warganya yang miskin dan tidak mampu berobat segera laporkan ke DPRD. Bahkan, rumahnya yang tidak layak huni wajib dilakukan bedah rumah. Karena, sudah dialokasikan di APBD bedah rumah untuk warga miskin. (*)
Laporan:
ADE BUDI KURNIATI