“Baru kali ini saya mendengar penyakit itu (difteri, red), tapi anak saya yang sekolah di SD kemarin bilang akan ada imunisasi di sekolah. Sedangkan anak saya yang masih balita, memang sudah cukup lama tidak saya bawa ke pos kesehatan terpadu (Posyandu),” ucap Endra.
Baca Juga : Tempati Rumah Dinas, Hendri Septa Buka Puasa Bersama Anak Panti Asuhan
Liza (29), warga lainnya mengatakan, bahkan hingga anaknya berusia 6 bulan saat ini, belum sekalipun ia membawa anak tersebut ke posyandu untuk diberi imunisasi.
“Memang anak belum pernah diimunisasi, kata sebagian orang tidak baik kalau anak diimunisasi, ada juga yang bilang imunisasi mengandung bahan haram. Sudah empat kali imbauan imunisasi saya lewatkan. Mendengar informasi kali ini (kasus difteri, red) saya janji besok membawa anak ke posyandu untuk diimunisasi,” tuturnya.
Baca Juga : Di Depan Doni Monardo, Gubernur Rekomendasikan Pinago sebagai Penahan Abrasi
Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Andalas dr. Dessi mengatakan, memang keengganan sebagian orangtua agar anaknya diimunisasi masih menjadi masalah yang tak kunjung usai. Menurutnya saat ini.masih banyak berkembang isu tidak benar tentang dampak buruk imunisasi di tengah masyarakat.
“Orangtua masih banyak percaya pada isu tidak benar soal imunisasi. Padahal imunisasi sangat penting demi keselamatan dan kesehatan anak mereka sendiri. Terkait temuan pasien suspect difteri, tentunya puskesmas akan berusaha keras menjalankan intruksi yang datang dari Dinas Kesehatan untuk menggencarkan sosialisasi dan imunisasi,” terang dr. Dessi.
Baca Juga : Ini Besaran Zakat Fitrah dan Fidyah Tahun 2021 di Padang
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang dr. Eka Lusti menyampaikan, kegiatan sosialisasi difteri dan imunisasi masal DPT untuk menanggapi temuan pasien suspect difteri yang dirawat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil, sudah dilakukan sejak Jumat (30/1) lalu.
“Kurang lebih ada 240.000 anak usia 2 bulan hingga 15 tahun yang akan kita beri imunisasi DPT masal di Kota Padang. Pelaksanaannya kita lakukan di sekolah-sekolah sejak PAUD hingga SMA, Posyandu dan Puskesmas. Kita sangat berharap agar para orangtua mau bekerja sama dan membawa anak untuk diimunisasi. Demi kebaikan anak-anak kita,” harap dr. Eka.
Baca Juga : Alhamdulillah, Perumda AM Padang Gratiskan Air Masjid dan Musala Selama Ramadan
Sebelumnya diberitakan bahwa saat ini terdapat 4 pasien yang tengah dirawat di RSUP M. Djamil karena suspect difteri. Bahkan berdasarkan data dari pihak RSUP M. Djamil, pada Jumat (23/1) yang lalu satu pasien suspect difteri dinyatakan meninggal dunia. Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah juga telah menstatuskan temuan tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Padang. Di samping itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar juga telah menegaskan bahwa kandungan dalam vaksin imunisasi DPT bersifat halal dan tidak membahayakan. (h/mg-isq)