Lebih lanjut, Hasto menegaskan, wacana pembentukan partai Pro Jokowi hanya untuk memperkeruh suasana yang ada. Sebab, saat ini Jokowi sedang fokus-fokusnya mengurus pemerintahan.
Baca Juga : Daftarkan Logo Partai atas Nama SBY, Ketua DPC PD Dharmasraya: Cegah Penyalahgunaan oleh Pihak Lain
“Jokowi sedang fokus mengurus pemerintahan. Tak memikirkan membentuk atau mendorong lahirnya partai baru. Wacana partai Pro Jokowi hanya mau memperkeruh suasana seolah-seolah PDIP mendikte Jokowi,” tegas Hasto.
Terpisah, Politisi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai, biasa saja jika Ormas Pro Jokowi (Projo) berubah menjadi partai politik. Hal itu bukanlah sesuatu yang luar biasa dalam pentas politik. Menurut dia, dengan berubahnya ormas Projo menjadi partai politik, justru diharapkan akan menambah warna perpolitikan Indonesia.
Baca Juga : DPC Partai Demokrat Dharmasraya Sampaikan Surat Pengaduan dan Perlindungan Hukum ke Polres Setempat
Dikatakan, hal yang lumrah jika memang Jokowi nantinya mendukung Projo jadi partai. Sebab Jokowi merupakan presiden rakyat yang harus merangkul semua komponen masyarakat. “Jokowi pemimpin semua bukan Presiden KIH. Wajar sebagai presiden, Jokowi merangkul komponen semua, itu akan dilakukan semua pemimpin,” pungkas dia.
Masih Butuh PDIP
Baca Juga : Terjun ke Politik, Athari Gauthi Ardi: Ingin Kampung Seperti Jakarta
Di sisi lain, Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari, merasa yakin jika wacana Ormas Projo akan tetap menjadi parpol, sama sekali tidak akan membuat Presiden Jokowi pindah haluan dari PDIP. Apalagi, dalam menjalankan pemerintahannya kini, Jokowi masih membutuhkan dukungan PDIP.
Eva menjelaskan, sampai saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan manuver Projo yang ingin jadi partai politik. Sebab, Projo merupakan pendukung Jokowi di luar parlemen. Sementara presiden butuh dukungan politik di parlemen. “Projo memang pendukung Jokowi, tapi di luar parlemen. Jokowi butuh dukungan parlemen dan untuk itu akan mempertahankan PDIP,” kata Eva.
Baca Juga : Ada Gerakan Mau Kudeta Cak Imin dari Kursi Ketum PKB, Benarkah?
Isu tidak harmonisnya Jokowi dengan PDIP mencuat. Sebuah sumber di internal PDIP pun membenarkan jika ada pihak yang menghalangi komunikasi antara PDIP dan Jokowi di Istana. Mereka disebut sebagai ‘Trio Macan’ yang terdiri dari Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, Meneg BUMN Rini Semarno dan Seskab Andi Widjajanto.
Namun Eva merasa wacana Projo menjadi parpol tidak ada kaitannya dengan manuver ‘Trio Macan’ di Istana. Oleh karena itu, pihaknya tak khawatir dengan wacana Projo. “Enggak ada kaitannya. Projo bukan parpol dan tidak ada kaitannya dengan Trio Macan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Projo mengaku sudah siap jika memang harus pindah status dari Ormas menjadi partai politik. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Massa Pro Jokowi (Projo) Solo, Sugeng Setyadi mengatakan, organisasi yang dipimpinnya siap berubah menjadi partai politik apabila dikehendaki. Hanya saja, perubahan bentuk tersebut harus seizin dari Dewan Pembina Projo, Presiden Joko Widodo.
Projo akan tetap konsisten dalam mendukung Jokowi hingga akhir masa jabatannya habis, kata Sugeng Setyadi di sela-sela pelantikan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Solo di Joglo Sriwedari, Solo, Minggu dikutip dari Antara. “Ya kami siap untuk mendukung Pak Jokowi hingga 2019. Kalau memang Pak Jokowi menginginkan ada perubahan ke Parpol, kami siap juga tidak ada masalah,” kata Sugeng. (*/mdk)