Dikatakan Supardi, pembahasan terhadap ketiga BUMD bertujuan untuk memperjelas status ketiganya. Sebab, kondisi yang ada sekarang ketiga BUMD hanya dijalankan oleh satu pimpinan. Hal itu dinilai tidak efektif dan akan membawa dampak buruk pada ketiga perusahaan yang dibentuk atas kesepakatan bersama ini.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Selasa 09 Maret 2021
“Satu perusahaan saja belum tentu berhasil dijalankan oleh satu direktur, apalagi sampai tiga seperti sekarang. Jika tetap berlanjut ini akan jadi bumerang bagi ketiganya,” papar Supardi.
Sebaliknya, tambah Supardi, jika terjadi penggabungan manajemen dengan satu pimpinan, itu akan berakibat akan adanya perda yang dilanggar. Dalam hal ini, pada peraturan daerah yang ada, pengalihfungsian aset daerah dilarang. Jika akan dilakukan penggabungan, pemerintah daerah terlebih dahulu harus meminta persetujuan dari DPRD.
Baca Juga : Pantai Air Manis Padang Masih Lengang, Omset Pedagang Anjlok
“Sebab dari itu, kita tak akan membiarkan kondisi ini terus berlarut. Ketiganya (BUMD, red) akan dievaluasi dengan mendalam. Jika sudah tak layak, akan kita dibubarkan,” tegasnya.
Namun, Supardi Juga menambahkan, jika pada kesimpulan akhir evaluasi ternyata diketahui prospek ketiga BUMD masih bagus, DPRD akan merevisi perda sekaitan dengan BUMD tersebut, dengan tujuan agar ketiganya bisa dilebur menjadi satu.
Baca Juga : Demam Tanaman Hias di Padang Terus Meluas
“Jika ketiga perusahaan kita gabungkan, korp bisnis dari setiap perusahaan akan dipertahankan dengan cara membentuk divisi untuk masing-masingnya,” pungkas Supardi.
Sebelumnya dua direktur dari tiga perusahaan ini, yaitunya direktur ATS dan Dinamika mengundurkan dengan alasan kesehatan. Untuk mengisi kekosongan posisi pimpinan dua BUMD, sementara ini jabatan direktur tiga perusahaan dipegang oleh Direktur Grafika, Dasril.
Baca Juga : Terancam Abrasi, Masjid Al-Hakim Padang Dipasang Batu Pemecah Ombak
Di lain Pihak, Asisten II Pemerintah Provinsi Sumbar, Syafruddin ditemui Haluan Rabu (4/2) kemarin mengatakan, kondisi tiga BUMD ini sudah menunjukkan kemajuan meski hanya dipimpin satu direktur.
“Namun, kedepan apakah BUMD ini akan kita lebur atau akan dicarikan direktur baru akan dibicarakan dahulu dengan dewan. Karena sebagai perusahaan daerah harus memberikan dampak positif ke daerahnya,” ujar Syafruddin.
Ia melanjutkan, untuk tiga BUMD ini pada tahun 2015 ini hanya PT Grafika yang kembali mendapatkan suntikan dana, sementara untuk Dinamika dan ATS tidak lagi dianggarkan tahun ini.
“Alasan kita tetap memberikan dana kepada Grafika agar nantinya tetap menjadi percetakan yang profesional,” terangnya.
Sementara untuk dua lainnya kata Syafruddin masih dalam tahap perbaikan manajemen dan tata kelola perusahaan. “Dinamika yang bergerak di bidang perbengkalan dan ATS yang sebelumnya pabrik es sekarang juga tengah menjajal bidang lain seperti panas bumi dan perhotelan,” tandasnya.
Menurut Syafruddin, kehadiran BUMD ini seharusnya menjadi pembeda dengan perusahaan swasta. Karena dalam aturannya BUMD tidak boleh bersaing dengan perusahaan masyarakat.
Terkait target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dibebankan kepada BUMD ini Syafruddin belum bisa memberikan keterangan. “Target kepada BUMD ini tetap kita bebankan karena sebagai perusahaan daerah juga harus menghasilkan untuk daerah,” katanya. (h/mg-len/mg-isr)