Untuk memacu produksi padi di Kota Solok, ada dua langkah dilaksanakan, pertama melalui sistim jajar legowo 4:1 dan teknologi Padi Tanam Sabatang (PTS). Khusus treknologi jajar legowo, sudah mulai dilaksanakan untuk Musim Tanam (MT) Januari – April dengan denplot yang tersebar di beberapa kelurahan di Kota Solok, seperti kelurahan Sinapa Piliang, IX Korong, Simpang Rumbio, Kelurahan Tanjung Paku dan Laing.
Baca Juga : Selama Bertugas Jadi Gubernur Sumbar, Mahyeldi Tak Ingin ASN Pemprov Terlibat Kasus Hukum
Penamaman sistim jajar legowo itu dibimbing langsung oleh Penyuluh Pertanian sesuai wilayah binaan yang sudah ditentukan, saat ini umur pertanaman padi yang sudah melaksanakan jajar legowo 15 hari setelah tanam. Sedangkan untuk teknologi PTS sedang dilakukan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL.
Khusus PTS itu memang harus memiliki ketersediaan air yang cukup dengan arti memiliki irigasi teknis karena air mudah dikontrol. Teknologi PTS katanya sudah sering dilaksanakan, namun belum 100 % petani melaksanakan. Untuk meyakinkan petani dilaksanakan melalui demplot di masing-masing kelurahan.
Baca Juga : Isi Galeri di Pekanbaru, Disperindag dan UKM Pariaman Siapkan 100 Kodi Mukena Tiap Bulan
Produksi padi di Kota Solok baru 6-7 ton/hektar, dengan teknologi jajar legowo dan PTS bisa mendongkrak produksi padi 1 ton / hektar, semua itu terealisasi jika petani peserta PTS dan legowo mengikuti petunjuk yang diberikan penyuluh pertanian. Jefrizal merasa optimis melalui 2 teknologi itu peningkatan produksi padi bisa dicapai.
Di samping memacu produksi padi, sektor lain juga tidak diabaikan, seperti komoditi jagung, kakao dan ubi kayu juga digalakkan, komoditi tersebut juga memiliki pangsa pasar yang baik, makanya sasaran penanaman komoditi itu dipeluas. (h/alf)
Baca Juga : Pemda Padang Pariaman Siapkan DAU 8% untuk Tangani Covid-19