Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Suib Tanjung, Jumat (6/2) mengungkapkan, sejumlah titik aliran sungai di tiga kecamatan itu mengancam pemukiman, jalan dan sarana umum lainnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengendalian melalui kegiatan normalisasi dan pembukaan muara sungai.
Untuk itu, dibutuhkan anggaran sebesar Rp120 miliar. Anggaran tersebut telah diajukan Pemkab kepada Pemerintah Pusat. Rincian, kegiatan normalisasi Batang Salido Rp35 miliar, Batang Painan Rp30 miliar, Batang Lumpo Rp20 miliar, Batang Jalamu Rp15 miliar dan Batang Bayang Rp20 miliar.
Lebih lanjut dikatakan, terkait pembangunan jembatan gantung dan perbaikan jalan yang rusak akibat banjir di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai, pihaknya telah mengusulkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
“Selain itu juga diajukan anggaran untuk pembangunan dan perbaikan rumah warga yang mengalami rusak berat dan sedang. Untuk rumah rusak berat sebanyak 20 unit dan rusak sedang 10 unit,” terangnya. Selain itu katanya, seluruh muara sungai di kawasan bekas banjir bandang Pessel perlu segera di keruk. Ditengarai penyebab banjir bandang di Pessel adalah pintu muara alami pendangkalan, penyempitan dan tersumbat. Sementara sungai yang mengancam pemukiman penduduk dan areal pertanian perlu di normalisasi.
Kepala Dinas PSDA Pessel Yusdi juga menyebutkan ada beberapa muara sungai yang perlu penanganan cepat di kawasan bekas banjir bandang agar kejadian serupa dapat dicegah. Misalnya muara Batang Salido, Muara Batang Painan, Muara Batang Jelamu, Muara Batang Lumpo dan Muara Bayang.
“Kita tidak menampik jika banjir bandang kemarin salah satu pemicunya adalah sempitnya pintu muara. Maka terkait adanya pengusulan Anggota DPR RI Darizal Basir memasukkan pembiayaan normalisasi pintu muara kami dukung penuh,” katanya.
Menurutnya, dari informasi yang diterima, Darizal Basir usulkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab - rekon) pasca bencana banjir bandang untuk kawasan Salido, Sago Kecamatan IV Jurai melalui Fraksi Demokrat dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) tahun 2015. Usulan sebesar Rp87 miliar tersebut telah diterima dan masuk pada RAPBNP tahun 2015.
“Curah hujan memang tinggi, namun ada persoalan lain yang dihadapi kawasan pinggir pantai di IV Jurai yakni sejumlah pintu muara di sana sudah tertutup atau terjadi pendangkalan, inilah salah satu penyebab kenapa banjir sebesar itu bisa terjadi. Selama pintu muara tertutup atau dangkal maka air hujan mudah menggenang di kampung-kampung di atasnya dan sewaktu-waktu menimbulkan dampak besar seperti banjir bandang. Dan itu sudah dialami saudara kita yang tinggal di Tambang Nagari Salido Jumat lalu,” katanya.
Disebutkannya, mestinya untuk menghindari banjir yang tiba-tiba itu semua mulut muara harus dibuka dan mampu menjadi tempat mengalirnya air hujan dan air dari hulu hingga mengalir ke laut. Daerah Aliran Sungai (DAS) Salido juga perlu di normaslisasi serta relokasi terhadap warga yang bermukim di tempat berbahaya atau zona merah. (h/har)