Menurut dia, bimtek itu dimaksudkan, untuk meningkatkan kualitas SDM petani, tentang budidaya dan pengolahan kakao. Sehingga, kualitas olahan kakao mampu ditingkatkan, dalam rangka menunjang pabrik coklat mini yang ada di Kapalo Koto Kenagarian Aua Kuniang, Payakumbuh Selatan.
Baca Juga : Kesembuhan Pasien Covid-19 di Sumbar Bertambah 158 Kasus, Didominasi dari Kota Padang
Dikatakan, kualitas kakao di kawasan Payakumbuh Selatan, selama ini sudah cukup baik. Tapi, petani harus dimotivasi terus dengan sentuhan atau tekhnologi terbaru, agar produksi dapat ditingkatkan dan biaya pemeliharaan dapat dihematkan. Kegiatan bimtek, menurunkan dua nara sumber, Kabid Perkebunan dan Kehutanan Yunizar, SP dan Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil, Ir. Don-alson. Keduanya punya kompetensi yang cukup mumpuni dengan tanaman kakao tersebut, sebut Iqbal.
Dikatakan, peningkatan produksi tidak terlepas dari saat pemilihan bibit, penaman, pemupukan, pemeliharaan, pemangkasan, saat panen dan pasca panen. Didampingi Kabid Perkebunan dan Kehutanan Yunizar, kadis mengatakan, hal penting yang perlu menjadi titik perhatian untuk tanaman kakao adalah pemeliharaan tanama.
Baca Juga : Kematian Karena Covid-19 di Sumbar Bertambah 7 Orang
Sebab masa inilah yang menentukan tanaman kakao berhasil atau sebaliknya. Jika pemeliharaan gagal, hasil diharapkan jauh dari sempurna. Demikian juga pengolahan pasca panen, sesuai dengan hasil penelitian buah kakao yang bermutu, harus melewati permentasi. Disamping kualitasnya terjamin, harga jualnya jauh melebihi pengolahan cara biasa. (h/zkf)