Sukry sedikit pengulas manfaat pengembangan sektor pendidikan yang didapat oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Jumlah mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia dan dari luar negeri yang kuliah di kampus-kampus yang ada di Yogyakarta lebih kurang sekitar 400.000 orang. Jika masing-masing mahasiswa mengeluarkan biaya rata-rata per bulan Rp1 juta per orang, maka jumlah uang beredar di Yogyakarta dalam satu bulan Rp400 miliar. Satu tahunnya Rp4,8 triliun.
Baca Juga : Kota Padang Punya Kran Air Siap Minum, Ini Lokasinya
“Multyplier effect-nya juga sangat besar, bagi sektor perekonomian, perhotelan, pariwisata, transportasi dan lain sebagainya. Karena itu, Pemprov Yogya tak perlu repot-repot mencari investor macam-macam,” kata pakar ekonomi manajemen tersebut.
Sumbar memiliki nilai lebih dibandingkan dengan daerah lain, jika pemerintah daerahnya benar-benar ingin mengembangkan daerah ini untuk sektor pendidikan. Sumbar memiliki perguruan-perguruan tinggi yang sudah cukup ternama seperti Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang (UNP/pengembangan dari IKIP), IAIN Imam Bonjol dan sederet perguruan tinggi lainnya, baik negeri maupun swasta. Sumbar juga memiliki sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas yang berkualitas.
Baca Juga : Perumda AM Kota Padang Targetkan Penurunan Kebocoran Air 1-2 % Tahun 2021
Kelebihan yang dimiliki Sumbar terletak pada nilai budaya dan nilai-nilai agama masyarakatnya yang relatif masih terjaga. Sehingga dengan demikian, orang tua siswa dan mahasiswa dari provinsi lain tidak terlalu cemas terdampak oleh pergaulan bebas, seperti yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia.
“Namun, tentunya pemerintah daerah melalui kebijakan dan peraturan daerah yang ada, serta bersama-sama dengan institusi lainnya (seperti Polri dan TNI) menggaransi tidak ada pergaulan bebas dan narkoba di Sumbar. Di sisi lain, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Sumbar berupaya meningkatkan mutu dan kualitasnya. Dengan begitu, Sumbar akan menjadi tujuan orang untuk mendapatkan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, baik nasional, regional, bahkan dunia,” kata putra kelahiran Jawi-Jawi Kota Pariaman ini.
Baca Juga : Perumda AM Kota Padang Genjot Kapasitas Produksi Air Bersih 50 Liter Per Detik
Menurut Sukry, Sumbar tidak tepat dikembangkan untuk daerah perdagangan, pariwisata apalagi industri. Jika dikembangkan untuk pariwisata, maka Sumbar bertabrakan dengan sendiri nilai budaya yang dimiliki masyarakatnya. Karena mesti diakui, dalam praktiknya pariwisata di mana-mana tidak bisa dipisahkan dari hal-hal yang negatif dari kaca mata Islam, selaku agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Sumbar.
“Terkecuali wisata religi ke Makkah, itu kan beda. Coba tunjukkan ke saya jika ada kota-kota tujuan wisata yang bebas dari praktik-praktik negatif. Karena itulah, Sumbar tidak tepat dikembangkan untuk sektor pariwisata,” tegasnya.
Baca Juga : Lanjutkan Program MBR, Perumda AM Kota Padang Tawarkan 5.000 SR Tahun Ini
Sukry menilai sejauh ini arah pembangunan Sumbar dan termasuk Kota Padang belum lagi menuju bagi pengembangan bidang pendidikan. Hal itu tercermin dari berbagai kebijakan pemerintah daerah dari satu periode ke periode berikutnya. “Saya pikir ke depan, arahnya mesti ke situ. Jangan dipaksakan pembangunan Sumbar ke arah yang tidak mungkin berkembang dengan baik,” katanya menandaskan. (h/erz)