Belum diketahui secara pasti bagaimana mereka bisa ada di Padang. Pihak kepolisian sendiri hingga berita ini diturunkan belum bisa merilis bagaimana mereka bisa melintasi Sumbar dan berada di Padang.
“Saya sudah minta kepada Kapolres (Pessel) untuk mengembangkannya, termasuk bagaimana mereka bisa berada di Padang sebelum tertangkap di Pessel,”kata Kapolda Sumbar Brigjen Bambang Sri Herwanto yang dihubungi Haluan melalui telepon genggamnya, Kamis (12/2) malam.
Hanya saja, dalam prediksinya, Bambang memperkirakan para imigran tersebut bisa lolos ke Padang dengan memanfaatkan jalur darat dari provinsi tetangga. Namun, alumnus Akpol 1984 itu tak mengurai, provinsi tetangga yang dimaksud. Kemungkinan lain, katanya, adalah jalur laut.
“Pastinya kedua jalur itu jadi pintu masuk mereka (imigran gelap) ke Padang untuk meneruskan perjalanan. Tapi kalau jalur laut-pun kecil kemungkinan karena di Bengkulu-pun mereka tertangkap hendak menanti kapal yang akan membawa mereka ke Australia. Jika memang sudah ada di laut, percuma rasanya mereka ke darat dulu untuk melanjutkan perjalanannya ke laut lagi lewat Bengkulu,” sebut mantan Kapolres Purwakarta ini.
Dari informasi yang ia terima dari jajarannya, pada imigran ini kini sudah berada kembali di Padang dan ada di bawah pengawasan pihak imigrasi.
Sementara itu, Kapolres Pessel AKBP Toto Fajar Prasetyo mengatakan pihaknya mengamankan 24 orang imigran asal Myanmar dan Bangladesh dan 2 awak kapal. Sementara, 21 orang lainnya masih dalam pengejaran pihaknya.
Kepada wartawan Kamis (12/2), Toto menyebutkan sebelumnya imigran ini berangkat dari Padang naik travel liar dan berhenti di Bayang. Mendapat informasi tentang keberadaan orang asing tersebut aparat Polres Pessel turun ke lokasi. Saat hendak di tangkap imigran gelap ini berupaya kabur dari aparat.
Dikatakan, 24 orang imigran asal Myanmar dan Bangladesh berhasil diamankan dan sebagian lagi kabur. Imigran tersebut rencananya hendak menenunggu kapal jemputan menyebrang ke Australia untuk mencari suaka.
Ditambahkanya, setelah dilakukan pendataan hanya beberapa WNA yang mempunyai paspor dan sebagian tidak mempunyai surat –surat lengkap. Mereka berangkat dari Padang naik travel dan turun di daerah Bayang. Dari sana berjalan kaki menyisiri kawasan pantai ke Selayang Pandang.
Mereka rencana hendak menyeberang ke Australia untuk mencari suaka, dan menunggu jemputan kapal. “ Semuanya berjumlah 45 orang, plus dua ABK dan yang ketangkap 26 orang. Kini telah diamankan beserta kapten kapal,” tambahnya.
Pada awal tahun 2013 lalu kasus serupa juga terjadi dan dalam jumlah yang lebih banyak. Saat itu, petugas mengamankan 46 imigran asal Sri Lanka. Mereka sempat terkatung-katung di Samudra Indonesia dengan Pulau Buru. Berbeda dengan peristiwa terbaru di Pesisir Selatan itu, pada peristiwa tahun 2013 ini pada imigran gelap itu belum sempat melenggang di daratan di Sumbar, tapi diselamatkan karena terkatung-katung di kapal yang rencananya akan memboyong mereka ke Australia (h/har/mat)