“Lima tahun belakangan Solsel fokus membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pasar semi modern dan pembangunan lainnya. Namun, lima tahun ke depan, di samping melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang kemajuan ekonomi, Solsel harus menentukan fokus pembangunan ke arah mana,” ujarnya saat dihubungi Haluan, Minggu (15/2).
Baca Juga : DPD PAN Pasaman Barat Gelar Musda Secara Virtual
Pembangunan infrastruktur yang dimaksud oleh Abdul Rahman adalah membangun wajah kota, seperti yang pembangunan Ruang Terbuka Hijau Padang Aro di bekas pasar Padang Aro, yang akan dibangun pada tahun ini.
“Sudah selayaknya Padang Aro sebagai ibukota Solsel yang berusia 11 tahun memiliki wajah ibukota selayaknya ibukota kabupaten/kota lain di Sumatera Barat,” sebutnya.
Baca Juga : BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang di Samudera Hindia Barat Bengkulu
Mengenai fokus pembangunan ke arah pertanian, kata Abdul Rahman, karena Solsel memiliki potensi yang besar di bidang tersebut yang dapat menyejahterakan rakyat dan menghidupkan investasi bagi pengusaha yang akan menanamkan modal di Solsel, sehingga bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Ia melanjutkan, apabila pembangunan difokuskan ke bidang pertanian, maka akan mendorong kemajuan di bidang pariwisata, yakni agrowisata. Agrowisata adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait (misal silo dan kandang) yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Agrowisata memiliki beragam variasi, seperti labirin jagung, wisata petik buah, memberi makan hewan ternak, hingga restoran di atas laut. Agrowisata merupakan salah satu potensi dalam pengembangan industri wisata di seluruh dunia.
Baca Juga : Cuaca di Objek Wisata Sumbar Cerah Berawan Hari Ini, Selamat Berakhir Pekan!
Contoh lokasi agrowisata di Solsel menurut Abdul Rahman, milsanya perkebunan teh PT Mitra Kerinci yang menyajikan pemandangan alam yang asri dan menjadi lokasi objek foto. Kemudian lagi, perkebunan jeruk di Pekonina.
Ia menambahkan, fokus pembangunan di bidang pertanian juga berhubungan dengan kemajuan di bidang ekonomi. Menurutnya, jika bidang pertanian dikembangkan, maka bisa membentuk perkebunan dan persawahan rakyat.
Baca Juga : Pasien Sembuh Covid-19 di Sumbar Mencapai 24.080 Kasus
Sementar itu, Kepala Dinas Pertanian Solsel, Del Irwan menyebutkan, luar lahan persawahan di kabupaten itu sekitar 9.540 hektare, yang semuanya merupakan lahan produktif. Dengan lahan seluas itu, produksi padi di Solsel mencapai 133.000 ton, berdasarkan data tahun 2014. Produksi padi sebanyak itu, karena jumlah masyarakat Solsel yang bekerja sebagai petani cukup banyak, yakni 24.440 kepala keluarga. (h/dib)