“Untuk dokter spesialis onkologi kami membutuhkan alat mamoghrafi, sementara untuk dokter spesialis penyakit dalam KKV kami membutuhkan Cath Lab,” ujar Ermawati kepada rombongan Komisi V DPRD Sumbar yang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke RSAM Bukittinggi, Sabtu (15/2).
Baca Juga : Jelang Akhir Masa Jabatan, Gubernur Sumbar Pamitan dan Minta Maaf
Untuk jumlah pasien RSAM Bukittinggi selama tahun 2014, Ermawati mengatakan, total jumlah pasien mencapai 190.078 orang, dengan rincian 175.559 pasien rawat jalan dan 14.519 pasien rawat inap.
Jumlah total pasien pada tahun 2014 meningkat drastis dibanding jumlah pasien RSAM Bukittinggi selama tahun 2013 yang mencapai 160.332 orang.
Baca Juga : Tunjang Pariwisata, Diskominfo Pariaman Bentuk Taman Bunga di Pantai Kata
Ermawati mengatakan, pasien itu tidak hanya berasal dari Kota Bukittinggi saja, tapi juga berasal dari berbagai daerah lainnya di Sumbar, seperti dari Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Payakumbuh, Kota Solok, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar dan beberapa daerah lainnya.
“Pasien dari provinsi tetangga juga ada, seperti dari Riau dan Sumatera Utara. Jadi, tidak semua pasien RSAM itu berasal dari Kota Bukittinggi,” ujar Ermawati.
Baca Juga : Gubernur Sumbar: Masyarakat Tak Perlu Takut, BPOM dan MUI Sudah Keluarkan Fatwa Kehalalan Vaksin
Tak hanya sekedar melayani pasien, tapi RSAM Bukittinggi menurut Ermawati juga menampung keluhan pasien atau dari keluarga pasien melalui pusat pengaduan melalui pesan pendek (sms).
“Pusat pengaduan ini mulai kami buka pada pertengahan 2012 lalu. Pada tahun 2012 kami menerima 196 keluhan, kemudian pada 2013 keluhan atau pengaduan pasien meningkat menjadi 314, dan terakhir pada tahun 2014, pengaduan pasien capai 383. Keluhan itu bermacam-macam, seperti keterlambatan penanganan pasien dan yang lainnya,” jelas Ermawati.
Baca Juga : 680 Tenaga Kesehatan RSUD M Zein Painan Jalani Vaksinasi Covid-19
Menurut Ermawati, semua keluhan pasien itu telah ditindaklanjuti oleh pihak RSAM Bukittinggi. Ia berjanji akan menjadikan keluhan tersebut sebagai evaluasi untuk memperbaiki layanan kepada para pasien dan keluarga pasien.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPRD Sumbar, Mockhlasin mengatakan, laporan dan semua keluhan dari Direktur RSAM ini akan sangat membantu dan menjadi catatan khusus bagi Komisi V dalam membahas anggaran untuk pengembangan fasilitas rumah sakit.
“Saat ini, kami dari Komisi V DPRD Sumbar berjumlah 12 orang. Namun yang berkesempatan hadir pada saat ini hanya delapan orang. Kami akan mencoba memperjuangkan segala aspirasi dari RSAM Bukittinggi,” jelas Mockhlasin. (h/wan)