“Tidak hanya untuk berwisata, namun destinasi Sawahlunto juga memiliki kandungan sejarah dan edukasi,” ujar komedian Rico Ceper, ketika mengunjungi kawasan Museum Gudang Ransum, kepada Haluan.
Rico bersama rekan komediannya Caesar sempat terbelalak ketika melihat beragam peninggalan bersejarah di Museum Gudang Ransum, penanak nasi yang luar biasa besar, serta batu nisan tanpa nama.
Ini peninggalan luar biasa, ungkap Rico Ceper, peninggalan yang bersejarah yang menceritakan Sawahlunto masa lalu. Hendaknya peninggalan tersebut dapat dilestarikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Komedian Caesar yang terkenal dengan goyangannya itu, tidak dapat mengungkapkan isi hatinya. Bagi pria yang mengaku pertama kali ke Sawahlunto itu, setiap warga negara Indonesia musti datang dan melihat Sawahlunto.
Selain berkunjung ke Museum Gudang Ransum, rombongan yang diketua mantan atlet bulutangkis Taufik Hidayat itu, juga masuk dan merasakan dinginnya hawa Lubang Mbah Soero.
Melintasi lubang dengan kedalaman 15 meter dan panjang 150 meter lebih itu, Taufik bersama rekan-rekannya terlihat sedikit was-was. Kewas-wasan mereka tersebut disebabkan tetesan air yang terus mengalir di sepanjang lubang.
“Was-was juga, lubang yang kami lalui ini terus ditetesi air. Tapi alhamdulillah, hingga keluar dari lubang, kondisi tetap aman. Luar biasa, kami bisa melihat batu bara yang belum ditambang di sana,” tambah Bedu.
Usai menikmati beberapa destinasi, para anggota Komando menyempatkan diri mengikuti pertandingan sepakbola persahabatan, menghadapi tim Sawahlunto All Star yang dikapteni Walikota Sawahlunto Ali Yusuf.
Sawahlunto All Star sendiri dperkuat Wakil Walikota Ismed, Sekda Rovanly Abdams, Adriyusman, Tawon, Macan, Akmal Weris, Af, Yuri, Mansur, Bambang Satpol sebagai kiper, dan lainnya.
Sedangkan Komando langsung dikapteni Taufik Hidayat, bersama Bedu, Idam, ikmal tobing 1, wahyu, Suryo Agung, nyong serta komedian, musisi dan atlet lainnya. Dua babak bermain, menunjukan kedua tim memiliki kekuatan yang sama.
Di bawah komentator komedian Komeng, permainan harus menggunakan babak tambahan. Tim Sawahlunto All Star sempat unggul lebih awal dalam babak tambahan. Hanya saja, dalam waktu satu menit, tim Komando juga berhasil membobol jala Sawahlunto.
Permainan dilanjutnya dengan adu finalti. Hanya saja, drama adu finalti tersebut, juga berakhir dengan kedudukan yang sama. Akhirnya, kedua tim mengambil keputusan untuk melanjutkan pertandingan penentuan, Desember 2015 mendatang. Usai mengikuti pertandingan, malamnya Komando tampil menghibur masyarakat Sawahlunto. Mulai dari menyanyi, hingga guyonan dan humor yang dimunculkan para komedian.
Kedatangan Komando, tidak terlepas dari peran Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf, yang menjadi bagian dari kepengurusan organisasi tersebut. Ali Yusuf didaulat menjadi pembina organisasi. (h/dil)