Menurut Yasril, lokasi Pasar Wisata itu cukup menampung sekitar 100 pedagang batu akik. Jumlah ini menurutnya belum cukup menampung seluruh pedagang batu akik yang telah mendaftar di Dinas Pengelolaan Pasar Bukittinggi, yang totalnya berjumlah sekitar 120 pedagang.
Baca Juga : BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang di Samudera Hindia Barat Bengkulu
Dalam pemanfaatan Pasar Wisata, pedagang dikelompokan menjadi tiga bagian jenis usaha, diantaranya pedagang yang hanya mengasah batu, pedagang yang menjual barang jadi, serta pedagang yang khusus menjual batu bongkahan.
“Kami akan terus membenahi Pasar Wisata itu, agar lebih menarik dan banyak dikunjungi orang, baik pembenahan listrik, air, kebersihan dan yang lainnya. Karena bisnis batu akik saat ini menjadi trend orang banyak, kami yakin prospeknya juga akan bagus,” jelas Yasril. Yasril menambahkan, untuk saat ini para pedagang batu akik yang berjualan di Pasar Wisata itu tidak akan dipungut retribusi selama dua minggu ke depan. Setelah itu, Dinas Pengelolaan Pasar Bukittinggi akan memungut retribusi bagi para pedagang, sesuai kesepakatan yang akan diambil nantinya.
Baca Juga : Cuaca di Objek Wisata Sumbar Cerah Berawan Hari Ini, Selamat Berakhir Pekan!
Sementara itu, pelaku wisata Bukittinggi Febby Dt Bangso mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah untuk memanfaatkan Pasar Wisata yang selama ini tak terurus menjadi Sentra Batu Akik. Menurutnya, hal ini merupakan terobosan kreatif pemerintah yang patut didukung bersama. “Tentu saja ini akan berdampak besar bagi Kota Bukittinggi. Tapi patut kita kaji bersama, dampaknya tentu ada yang positif dan ada yang negatif. Positifnya, sentra batu akik ini akan menambah warna baru bagi Kota Bukittinggi, sehingga para pemburu batu akik akan berkumpul disana,” ujar Febby.
Namun dari segi negatifnya menurut Febby, kawasan Pasar Atas Bukittinggi akan bertambah ramai dan secara otomatis potensi macet akan meningkat, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengantisipasinya.
Baca Juga : Pasien Sembuh Covid-19 di Sumbar Mencapai 24.080 Kasus
“Seharusnya, sentra batu akik ini tidak berada di Pasar Atas, karena kosentrasi keramaian akan terus berada di kawasan Pasar Atas. Kita menginginkan Sentra Batu Akik ini dibangun di tempat baru, sehingga kosentrasi keramaian bisa diurai. Menurut saya, Gedung Banto Trade Center juga cocok untuk dijadikan Sentra Batu Akik ini,” tutur Febby. (h/wan)