Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April menetap di 60,21 dolar AS per barel, turun 32 sen dari sesi perdagangan sebelumnya.
Baca Juga : Dorong UMKM, Emersia Hotel Sajikan Makanan Hasil Tani di Buffet Sarapan Pagi
WTI berjangka turun tajam di awal perdagangan, tenggelam di bawah 50 dolar AS, tetapi menghapus sebagian besar kerugiannya setelah Departemen Energi (DoE) melaporkan persediaan minyak mentah AS meningkat hampir delapan juta barel dalam pekan yang berakhir 13 Februari.
“Kami jelas melihat ini terjadi karena kami telah mengalami penurunan (harga) besar kemarin, sehingga sebagian dari itu sudah dihargakan di pasar dan sekarang berusaha untuk menemukan nilai wajar,” kata Carl Larry dari Frost & Sullivan.
Baca Juga : Dear UMKM, Ayo Manfaatkan KUR untuk Pulihkan Ekonomi Indonesia
Meskipun persediaan minyak mentah berada di tingkat tertinggi pada catatan, dan kenaikan ini lebih besar dari perkiraan para analis, kenaikan itu hanya setengah dari jumlah yang diumumkan Rabu oleh American Petroleum Institute dalam laporan mingguannya.
Laporan DoE ditunda sehari menjadi Kamis karena libur publik pada Senin.
Baca Juga : Jadi Andalan Saat Pandemi, Bank Nagari Terus Tingkatkan Layanan Digital
Harga minyak mentah telah kehilangan sekitar 50 persen sejak Juni karena kelebihan pasokan di pasar dunia, ekonomi global yang lemah dan dolar yang kuat.
Dan sementara harga telah meningkat dari posisi terendah mereka dalam beberapa pekan terakhir di tengah berita bahwa jumlah rig minyak AS dalam operasi telah jatuh, serta raksasa energi memotong
Baca Juga : Dear Ibu-ibu, Harga Telur Ayam di Padang Turun Nih
kembali investasi mereka, pengamat pasar mengatakan fluktuasi kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu.
“Suatu hal yang menarik adalah produksi AS pada rekor tertinggi pada basis minggu-ke-minggu, meskipun faktanya kita sudah meletakkan banyak rig dan memotong banyak biaya,” kata Larry.(h/ans)