“Mungkin karena masih baru, jadi jual belinya tidak seberapa. Tapi lama kelamaan, saya yakin akan banyak orang datang kesini. Saat ini, jumlah pengunjung belum sebanyak saat kami jualan di kawasan Janjang 40,” ujar Ari (37), salah seorang pedagang batu akik ketika ditemui Haluan, Jumat (20/2).
Baca Juga : Kawasan 1000 Rumah Gadang Dilema antara Mimpi dan Kenyataan
Ari adalah pedagang batu akik yang mulai jualan semenjak setahun lalu. Sebelum hijrah ke kawasan Sentra Batu Akik, Ari berjualan di sekitar Janjang 40 Bukittinggi, yang lokasinya tak jauh dari kawasan Sentra Batu Akik itu. Memang, sebagian besar yang berjualan di Sentra Batu Akik itu adalah pedagang yang selama ini berjualan di Janjang 40.
Ari sendiri mengaku telah mengenal batu akik semenjak kecil, karena orangtuanya memang pecinta batu akik. Baru sekitar setahun lalu Ia mulai berjualan batu akik, saat batu akik mulai banyak diburu orang.
Baca Juga : Registrasi Perkara Konstitusi
Tapi yang dijual Ari adalah khusus bahan saja. Bahan itu sendiri didapatkannya dari beberapa kenalannya di sejumlah daerah di Indonesia, baik dari daerah Sumbar sendiri, maupun dari berbagai daerah lainnya seperti Aceh, Bengkulu, Jambi dan sebagainya.
Dari Aceh misalnya, Ari mendapatkan berbagai jenis bahan, seperti bahan idocrase Belimbing, Pucuk Pisang, Nefrit, Lavender, serta bahan giok lainnya.Sementara dari Pesisir Selatan mendapatkan bahan Muaro Sakai, Badar Lumut, Lumut Ujung Tanjung, Batik Ujung Tanjung dan sebagainya.
Baca Juga : Pembiasaan Karakter Pembelajaran Online Masa Pandemi Covid-19
Harga yang djual Ari-pun bervariasi, mulai dari Rp200 ribu perkilogramnya hingga mencapai Rp1,5 juta perkilogram. Begitu juga dengan jenis bahan yang diburu pengunjung menurutnya sangat bervariasi, karena selera konsumen berbeda.
Uniknya, ternyata tak hanya kaum Adam yang mencari bahan di tempat jualannya, tapi kaum hawa juga tak kalah banyaknya. Bahkan anak-anak yang masih sekolah diakui Ari juga banyak membeli bahan di tempatnya.
Baca Juga : Prabowo dan Habib Rizieq Bagai Santan Berbalas Tuba
“Para bule juga ada yang beli, seperti bule dari Australia, walaupun jumlahnya tidak banyak. Wisatawan dari Malaysia juga ada yang beli,” tutur Ari.
Ari mengaku hanya menjual bahan yang berasal dari dalam negeri, karena menurutnya bahan dari dalam negeri banyak yang bagus dan patut diperkenalkan ke tingkat mancanegara. Dengan alasan itu Ia tidak menjual bahan yang berasal dari luar negeri.
Tak hanya menjual bahan di Sentra Batu Akik Bukittinggi, tapi Ari juga telah merambah dunia online dalam penjualan bahan. Namun diakuinya, penjualan secara online tidak banyak diminati, karena konsumen tidak bisa langsung melihat bahan yang dijual.
Terkait masalah omset, dulu sewaktu jualan di kawasan Janjang 40, Ari bisa meraup omset antara Rp1 juta hingga Rp30 juta perhari. Namun saat baru berjualan di kawasan Sentra Batu Akik, omsetnya belum terlalu banyak.
Ia berharap Pemerintah Kota Bukittinggi menggiatkan sosialisasi keberadaan Sentra Batu Akik agar bisa dikenal dan diketahui orang banyak, serta meningkatkan fasilitas dan keindahan kawasan Sentra Batu Akik, agar semakin diminati banyak orang.
“Jika banyak peminatnya, InsyaAllah, saya bisa menyediakan sekitar 50 hingga 100 kilogram bahan setiap harinya,” pungkas Ari. (*)
Laporan: HASWANDI