Bagi pasangan Edi/Gloria gelar ini merupakan gelar kedua setelah meraih juara di Macau grand prix di penghujung tahun 2014 lalu. “Target pribadi saya dan Gloria dari tur Eropa ini bisa meraih poin sebanyak mungkin, yang berarti harus juara di Austria dan Jerman. Itu jadi motivasi kami untuk melakukan yang terbaik di setiap pertandingan yang kami jalani, bukan malah jadi beban,” tutur Edi.
“Lawan rekan sendiri tidak mudah, sudah tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sudah tahu juga antisipasinya bagaimana, tinggal dari kaminya bisa memanfaatkan kesempatan atau tidak,” tambah Gloria. Di babak final, pasangan peringkat 36 dunia ini sempat tertinggal di game pertama dari Ronald/Melati.
“Kami kalah start dan kalah fokus di game pertama, jadi kehilangan banyak poin. Di game kedua dan ketiga kami lebih bisa jaga fokus dan konsentrasi, di situ kunci kemenangan kami,” tutup Edi.
Pelatih ganda campuran, Edwin Iriawan menilai penampilan anak-anak asuhnya semakin membaik dari babak awal hingga final.”Dari babak awal sampai final, kedua pasangan ini penampilannya semakin membaik. Jadi saat semifinal dan final mereka bisa mencapai peak performance. Dengan peningkatan seperti ini maka otomatis mereka mempunyai mental seorang juara. Bagus untuk ke depannya sebagai pemain muda,” ujar Edwin.
“Keduanya sudah ditargetkan untuk menembus babak final, terutama Edi/Gloria memang ditargetkan juara. Karena di Makau yang kelasnya GP Gold mereka bisa juara,” tutupnya.(h/mg-san/net)