Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia seharusnya balas budi kepada Australia yang sudah memberikan bantuan korban tsunami Aceh pada 2004. Bantuan Australia untuk Aceh senilai Rp13 triliun untuk rehab rekonstruksi pascatsunami 26 Desember 2004 lalu. Rakyat korban tsunami Aceh merasa sangat terhina atas per nyataan Perdana Menteri Tonny Abbott tersebut. Karena itu, mereka siap mengembalikan bantuan Australia untuk Aceh senilai Rp13 triliun untuk rehab rekonstruksi pascatsunami 26 Desember 2004 lalu.
Baca Juga : Daftarkan Logo Partai atas Nama SBY, Ketua DPC PD Dharmasraya: Cegah Penyalahgunaan oleh Pihak Lain
Koordinator Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat Edi Candra mengatakan, untuk mengembalikan bantuan Negara Kangguru tersebut masyarakat melakukan penggalangan dana serta lelang beberapa ton batu giok Aceh. Pemerintah diharapkan mendukung aksi itu.
“Berapalah cuma Rp13 triliun bantuan mereka. Tapi sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia ini tidak dapat kita terima. Rakyat Aceh bahkan Indonesia kami yakin tidak pernah meminta bantuan dari mereka, itu dana kemanusiaan,” tegas Edi di Meulaboh.
Baca Juga : DPC Partai Demokrat Dharmasraya Sampaikan Surat Pengaduan dan Perlindungan Hukum ke Polres Setempat
Selain melakukan aksi lelang beberapa ton batu giok, masyarakat korban tsunami di Aceh Barat, membuat aksi menggali dua lubang kubur di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan sebagai bentuk dukungan terhadap eksekusi mati terpidana mati WNA Australia. “Kami meminta terpidana mati ini segera dieksekusi dan mayatnya dikubur di Aceh Barat untuk mengobati rasa sakit hati rakyat Aceh atas pernyataan petinggi Australia itu,” tegasnya, seperti dilansir Antara.
Mengaitkan kontribusi Pemerintah Australia membantu pembangunan sedikit infrastruktur di provinsi ujung barat Indonesia itu pascatsunami, tidak seimbang apabila dua terpidana mati Australia harus dibatalkan ataupun dikurangi hukuman.
Baca Juga : Terjun ke Politik, Athari Gauthi Ardi: Ingin Kampung Seperti Jakarta
Bantuan yang diberikan tidak seimbang dengan kerusakan negara Indonesia akibat perbuatan mereka sebagai gembong narkotika, karena itu pantas apabila segera dieksekusi mati mendapat dukungan rakyat Indonesia.
Terlebih lagi Gubernur Aceh Zaini Abdullah ikut mengecam pernyataan PM Australia Tonny Abbott, karena mengaitkan bantuan untuk Aceh dengan persoalan penegakan hukum di Indonesia merupakan sikap yang tidak etis. “Kami dukung eksekusi hukuman mati untuk WNA manapun yang jelas-jelas menghancurkan rakyat Indonesia dengan narkoba, persoalan mereka beri bantuan biar kami galang dana untuk mengantikannya,” katanya menambahkan.
Baca Juga : Ada Gerakan Mau Kudeta Cak Imin dari Kursi Ketum PKB, Benarkah?
Masyarakat Aceh, kata dia, mendesak Tonny Abbott meminta maaf kepada rakyat Indonesia terutama korban tsunami Aceh 2004, karena pernyataannya telah menyinggung perasaan mereka. “PM Australia harus meminta maaf kepada korban tsunami Aceh, persoalan mengantikan bantuan mereka akan terus kami upayakan dengan menggalang dana dan lelang batu giok Aceh,” kata Rahmad Ojer, seorang korban tsunami. (h/dn/rol)