Meski demikian, lanjut Junaidi, dia terus mengikuti acara kegiatan sosial yang dilakukan HBT di Kota Padang, dikarenakan dia sebagai Tuako Kehormatan HBT Pusat. “Yang jelas saya mendukung program pemerintahan Irwan Prayitno dan tidak benar masalah perizinan rumit untuk membuka usaha, kalau sesuai dengan peraturan,” ungkapnya.
Baca Juga : Tahun 2020, Capaian PAD Perumda AM Kota Padang Melebihi Target
Dia mengharapkan agar pemerintah daerah Sumbar memberikan ruang lebih besar kepada investor yang akan berinvestasi. Jangan sampai terkait hal-hal perizinan dan peraturan membuat investasi lemah di Sumbar.
Sementara Toako Andreas Sofiandi, Ketua HBT didampingi Toako Kehormatan, Junaidi, menegaskan, investasi di daerah pasti dipermudah oleh kepala daerah. “Saya mempertegas bahwasanya setiap kepala daerah tentu mempermudah orang yang ingin berinvestasi di daerahnya” kata Andreas yang mewakili Junaidi tentang investasi di Sumbar saat ditemui Haluan di Pluit, Jakarta Utara, Senin (23/2).
Baca Juga : Perumda AM Kota Padang Umumkan Pemenang Lomba Karya Tulis Artikel HUT ke-46 Tahun
Tidak hanya di Sumbar saja, kata Andreas, seluruh kepala daerah baik gubernur, bupati, walikota di seluruh provinsi Indonesia harus memberikan kemudahan terhadap setiap investor yang ingin berinvestasi. Hal itu sesuai dengan program Presiden Joko Widodo bersama menteri-menterinya, di mana perizinan investor harus dipermudah.
“Presiden bicara, menteri bicara, masuklah investor ke Indonesia, begitu juga di daerah seperti Sumbar. Proses izin investor yang bertahun-tahun dia cut. Itu namanya reformasi perizinan, yang menjadi target presiden dalam reformasi birokrasi. Tidak ada yang dipersulit, semua dipermudah,” tegasnya.
Baca Juga : Ada 52 Kasus Pernikahan di Bawah Umur di Kota Padang Tahun 2020, Penyebab Utama 'Hamil Duluan'
Terkait statemen tentang investasi di Sumbar, Andreas menyatakan, sebenarnya Junaidi berbicara selaku tokoh nasional mengajak putra daerah kelahiran Sumbar agar berinvestasi di Sumbar. Baik mereka dari etnis Minang maupun etnis Tionghoa. Jangan sampai mereka berinvestasi lebih banyak di luar Sumbar.
Dia menegaskan, Junaidi pada saat itu dalam pemberitaan berbicara dalam skala nasional. Seperti dia mengajak sahabatnya Ketua Apindo Sofyan Wanandi untuk berinvestasi di Sumbar.
Baca Juga : Cuma 2 Menit, Cetak Dokumen Kependudukan di Disdukcapil Kota Padang dengan Anjungan Dukcapil Mandiri
Selaku yunior dari Junaidi, Andreas dalam skala daerah menguraikan, bahwa yang maksud Junaidi adalah mengajak berinvestasi di Sumbar. Jangan sampai ketinggalan dari daerah di provinsi lain.
“Kita dalam hal ini hanya mengimbau putra daerah agar berinvestasi di Sumbar. Tidak untuk mempolitisasi, karena kita di HBT dilarang berpolitik. Siapapun gubernurnya, bupati atau walikotanya, kita tetap imbau agar mengarahkan investasinya di Sumbar. Mau hijau, merah kuning, hitam, biru dan lain sebagainya, kita dalam kapasitas pengusaha,” tegas Andreas.
Dijelaskannya, maksud Toako Junaidi adalah menyesuaikan dengan imbauan Presiden. Yaitu reformasi perizinan dengan memberikan kemudahan dan percepatan perizinan.
“Terkait imbauan tersebut, kepala daerah seperti gubernur, bupati, walikota yang ada di Sumbar telah berbuat dan telah melakukannya dengan memberikan kemudahan perizinan,” jelasnya.
Sebelumnya, sebagaimana dimuat Haluan, Toako Kehormatan HBT Pusat, Junaidi Perwarta di sela-sela perayaan Imlek 2566, Kamis (19/2) melakukan wawancara dengan wartawan Haluan di Jakarta. Wawancara juga membahas tentang investasi di Sumbar dan persoalannya. Dari wawancara tersebut terbit berita di Haluan dengan “Sumbar Tak Diminati Investor” pada Jumat (20/2). Juga disinggung di antaranya, penyebab permasalahan investasi, soal rumitnya persoalan perizinan dan lainnya. Namun begitu terbit, ada pihak yang merasa tidak nyaman dengan berita tersebut. Padahal kalimat dan isi berita tidak secuilpun menyinggung persoalan politik. (h/nas-lex)