“Kondisi di sekitar Padang Lua, khusus pada hari tertentu, mengalami macet total. Opsi pertama untuk mengatasi masalah ini adalah penertiban lalu lintas. Kami telah mencoba melakukannya, namun tampaknya cara tersebut kurang efektif, karena kepadatan arus lalu lintas itu sudah sangat luar biasa. Tapi kalau memang itu yang diinginkan, kita akan maksimalkan lagi,” ujar Martias Wanto.
Baca Juga : Kematian Karena Covid-19 di Sumbar Bertambah, Total 586 Kasus
Revitalisasi pasar, menurut Martias Wanto merupakan opsi kedua yang sangat memungkinkan, dimana kawasan Pasar Padang Lua digeser ke dalam hingga beberapa meter. Namun kendala untuk opsi ini menurut Martias Wanto adalah masalah tanah, karena sebagian tanah di Pasar Padang Lua itu merupakan tanah milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).
“Luas tanah PT KAI di kawasan Padang Lua ini mencapai sekitar 2,2 hektare, sementara baru sekitar 5.000-an meter yang dipakai pasar. Ketika melakukan revitalisasi pasar ini, aset PT KAI akan terpakai lebih luas lagi. Jika bisa, semua lahan PT KAI kita manfaatkan. Kalau pasar nantinya sudah direvitalisasi, maka akan dibuat terminal untuk mengantisipasi macet,” tutur Martias Wanto.
Baca Juga : Turun Drastis, Kasus Positif Covid-19 di Sumbar Bertambah 44 Orang
Martias Wanto mengatakan, Pemkab Agam telah melakukan perbincangan dengan pihak PT KAI untuk masalah tersebut. Namun Ia mengakui, dibutuhkan pembicaraan tingkat lanjut jika opsi ini merupakan pilihan terbaik. Namun Pemprov Sumbar menurut Martias Wanto telah berjanji akan memfasilitasi Pemkab Agam dengan PT KAI pusat.
Sementara untuk opsi ketiga menurut Martias Wanto adalah memperlebar jalan pada bagian sisi kiri dan kanan, dengan menambah ruas jalan selebar delapan hingga 10 meter. Jika saat ini lebar jalan di Padang Lua hanya delapan meter, nantinya akan diperlebar empat meter pada sisi kiri dan empat meter lagi pada sisi kanan. Jalan inipun nantinya akan dibuka dua jalur.
Baca Juga : Pasien Sembuh Covid-19 di Sumbar Mencapai 24.233 Kasus
Namun opsi ini lagi-lagi harus berhadapan dengan PT KAI, karena ada bagian jalan dari arah Kota Padang yang nantinya meggunakan tanah PT KAI.
Jurus pamungkas Pemkab Agam yang menjadi opsi terakhir adalah pembangunan jembatan layang atau fly over sepanjang satu kilometer, yang dimulai sekitar 400 meter sebelum simpang empat lampu merah dari arah Kota Padang hingga 600 meter menuju arah Kota Bukittinggi.
Baca Juga : Alhamdulillah! Bayi Penderita Ekstrofi Bulli Bladder di Solok Dibantu Anggota DPR
“Membangun fly over, berarti nantinya juga memerlukan pelebaran jalan pada sebelah kiri dan kanan. Nantinya juga ada permasalahan pembebasan lahan warga yang terkena dampaknya. Tapi pembebasan lahan itu nantinya akan diganti sesuai aturan yang berlaku,” ujar Martias Wanto.
Martias Wanto melanjutkan, semua opsi tersebut memungkinkan dilakukan, jika warga dan pemerintah telah menyepakati beberapa opsi yang ditawarkan. Anggaranpun menurutnya juga telah siap dicairkan pada tahun 2015 ini.
“Jika yang dipilih fly over, maka anggaran sebesar Rp150 miliar telah dipersiapkan. Tapi jika opsi pelebaran jalan atau revitalisasi pasar, tentu biayanya tidak sebesar itu,” tambah Martias Wanto.
Sementara itu, mayoritas warga dan pedagang Padang Lua cenderung menginginkan pemerintah untuk melakukan pelebaran jalan, yang sekaligus sejalan dengan revitalisasi pasar. Menurut mereka, cara ini lebih efektif dilakukan tanpa mengganggu perekonomian warga sekitar.
Ketua Pengurus Pasar Nagari Padang Lua, Toni Darman mengatakan, keinginan revitalisasi pasar ini telah tercetus lama, namun entah kenapa setiap aspirasi yang dilakukan tidak pernah ditanggapi secara serius.
Toni Darman mengungkapkan, kawasan Pasar Padang Lua seluas 5.000 meter persegi itu dihuni sekitar 400 hingga 500 pedagang. Dalam sehari selain hari Senin, transaksi jual beli di kawasan Pasar Padang Lua mencapai Rp2 miliar.
“Ini potensi besar bagi pemasukan pemerintah. Pemerintah harus bisa memanfaatkan potensi ini dengan cara melakukan pembenahan dan pembangunan secara menyeluruh. Saat ini ada sekitar 500 pedagang yang memohon untuk meminta tempat di pasar ini. Namun karena keterbatasan lahan, mereka tidak bisa diakomodir. Jika pemerintah bisa merevitalisasi pasar ini, maka akan berdampak besar bagi kesejahteraan warga,” jelas Toni Darman. (h/wan)