“Anak-anak warga Sungkai sulit belajar kalau malam, karena hanya menggunakan lampu berbahan bakar minyak tanah. Kami terisolir karena tidak bisa mendapatkan informasi dan hiburan dari televisi. Ini membuat pengetahuan warga,” ujarnya saat ditemui Haluan di Sungkai, Jumat (27/2).
Baca Juga : Warga Sungai Sapiah Padang Mulai Berdatangan Menyambut Kedatangan Jenazah Angga
Basril mengatakan, sudah berusaha memperjuangkan kampungnya untuk mendapatkan listrik. Salah satunya dengan mengajukan proposal ke PLN wilayah Sumatera Barat. Proposal yang ditandatangani warga itu sudah dua kali diajukan, tapi belum ada jawaban dari PLN.
Basril memang belum mengajukan proposal atau melaporkan hal itu ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Padang, namun dia sudah mengadu ke Mahyeldi, saat Walikota Padang berkunjung ke Sungkai.
Baca Juga : GOR H Agus Salim Padang Ditutup, Pedagang: Sabtu dan Minggu Harinya Kami
“Sudah dua kali walikota ke sini, terakhir dua minggu yang lalu. Saat kami mengeluhkan persoalan ini, walikota menanggapi keluhan kami. Tapi hanya sebatas ditanggapi, karena hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari Pemerintah Kota Padang,” ungkapnya.
Di sisi lain, warga Kampung Sungkai juga mengeluhkan akses jalan keluar kampung. Sempitnya jalan membuat kendaraan roda empat tidak bisa memasuki kampung mereka. Akibatnya, anak-anak sekolah tidak memiliki tumpangan ke sekolah. Sebagian warga yang memiliki sepeda motor, mengantarkan anaknya ke sekolah. Namun, bagi pelajar yang orangtuanya tidak memiliki sepeda motor menumpangi kendaraan yang keluar dari Sungkai. Jika tak ada tumpangan karena jumlah kendaraan yang keluar masuk Sungkai terhitung sedikit, para pelajar berjalan kaki ke sekolah dengan menempuh jalan sepanjang dua kilometer.
Baca Juga : Layanan Kesehatan Warga Binaan, Rutan Padang Teken MoU dengan Puskesmas Anak Air
Sempitnya jalan di Sungkai, kata Basril, juga berdampak pada kemajuan ekonomi masyarakat di sana yang mayoritas merupakan petani. Mereka kesulitan membawa hasil tani dan ladang seperti padi, karet, sayur-sayuran, kayu api dan sebagainya, keluar Sungkai untuk dijual.
“Untuk membawa satu karung padi, dibutuhkan biaya sebesar Rp 25.000 bila menggunakan jasa ojek. Kalau begini, jangankan bicara soal keuntungan, petani bisa rugi atau hanya pulang modal,” bebernya.
Baca Juga : Memasuki Musim Kemarau, Perumda AM Kota Padang Minta Warga Hemat Air
Basrial melanjutkan, sempitnya jalan juga berdampak pada meningkatnya biaya pembangunan rumah warga. Jalan menuju Sungkai yang tidak bisa dilalui mobil, menyulitkan warga mengangkut bahan bangunan. Warga terpaksa mengangkut bahan bangunan dengan sepeda motor yang di bangku belakangnya ditaruh keranjang rotan. Warga harus bolak-balik sekian banyak kali untuk mengangkut bahan bangunan karena muatan keranjang tidak bisa banyak. Kalau ada warga yang nekat membawa muatan lebih, resikonya terjungkal ke sawah atau jurang di samping jalan.
Namun, Basril cukup senang karena Sungkai masuk program Padat Karya. Jalan di Sungkai akan dilebarkan selebar 8 meter. “Semua warga yang sawahnya menjadi bagian pelebaran jalan ini sudah setuju sawah mereka ditimbun demi pelebaran jalan. Nama-nama warga yang bersedia bekerja untuk pelebaran jalan itu sudah saya kirim ke atas. Kini kami menunggu kapan pemerintah pusat memulai proyek ini,” sebutnya.
Ketua DPRD Padang, Erisman mendesak Pemko Padang untuk segera mendesak PLN untuk memfasilitasi kebutuhan listrik di Sungkai, sehingga tak ada lagi daerah tertinggal di Kota Padang. “ Masa di Kota Padang ada daerah yang tidak dialiri listrik,” sebutnya.
Ia menambahkan, dinas terkait harus terjun kampung Sungkai untuk mengetahui kondisi dan keluhan warga di sana. Sementara itu, Sekdako Padang, Nasir Ahmad mengatakan, pada prinsipnya, semua keluhan dan kebutuhan masyarakat seperti penerangan, diakomodir oleh Pemko Padang. Namun, untuk melaksanakan itu butuh proses, apalagi daerah Sungkai yang berada di pinggiran kota.
“Untuk memfasilitasi penerangan bagi masyarakat Sungkai, butuh proses seperti survei jumlah tiang yang dibutuhkan. Setelah disurvei, baru ditentukan langkah yang akan diambil untuk itu,” katanya. (h/dib)