Hasil ini diyakini banyak pihak akan berpengaruh terhadap peta perpolitikan PAN di Sumbar yang akan ambil bagian pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak untuk memilih gubernur dan 13 bupati dan walikota tahun 2015 ini. Sosok-sosok yang sebelumnya terang-terangan mendukung salah satu kandidat bakal diuntungkan untuk kandidat menang dalam pemilihan dramatis itu.
Baca Juga : Begini Langkah Kongkrit Partai Gelora Bantu Korban Banjir Kalsel
“Jelas mereka yang sebelumnya mendukung Zulkifli Hasan akan diuntungkan atas hasil Munas tersebut,”tegas pengamat politik UNP, Eka Vidya Putra saat dihubungi Haluan, tadi malam.
Menurut mantan aktivis HMI itu, keuntungan bagi pendukung Zulkifli Hasan ini merupakan salah satu imbas atas sikap partai politik di Indonesia yang selama ini dikenal sentralistik. Kebijakan-kebijakan pusat akan ikut bergeser ke daerah sehingga berkonsekuensi atas sikap partai di tingkat provinsi maupun kota.
Baca Juga : Hendri Septa Pimpin PAN, Zulkifli Hasan: Rancak Bana
“Sosok-sosok calon gubernur, wakil gubernur dan bupati/wakil serta walikota dan wakilnya yang akan memakai kendaraan PAN, juga akan ikut terkena imbas karena mereka yang memiliki kedekatan dengan Zulkifli atau orang-orang yang ada di lingkaran Zulkifli Hasan akan ikut mendapat keuntungan,” kata Eka lagi.
Hal senada juga dikatakan oleh pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi. Meskipun secara lisan, Zulkifli menyatakan akan tetap menjaga konsolidasi yang sudah terjalin di internal hingga ke daerah, namun jika merujuk pada tradisi partai, hal itu tidak akan terjadi.
Baca Juga : Musda X Golkar Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir Pimpin DPD II Golkar
“Meskipun tidak seekstrim hingga memecat kader, namun sikap Zulkifli terhadap pendukung Hatta jelas akan berubah. Diberi jabatan, tapi bukan jabatan berpengaruh. Begitu juga dengan pemilihan calon kepala daerah di tubuh PAN sendiri. Mana yang mendukung Hatta dulunya, akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi DPP nantinya saat pemberian rekomendasi,” kata Asrinaldi.
Sebelumnya, 16 DPD PAN se-Sumbar sudah mendeklarasikan dukungannya kepada calon Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Namun, dengan terpilihnya Zulkifli Hasan sebagai Ketum akan membawa perubahan besar terhadap PAN termasuk juga pada pencalonan bupati/walikota dan gubernur yang akan berlangsung.
Baca Juga : Jalin Komunikasi Antar Partai, PKS Sawahlunto Mulai Incar Kursi Kepala Daerah
Asrinaldi sendiri, mengatakan kepada kader PAN di daerah tidaklah perlu begitu takut dengan kepemimpinan Zulkifli Hasan. Zulkifli merupakan sosok yang selama ini melihat kepemimpinan berdasarkan regenerasi dan mengendepankan otonomi. Artinya, di masa Zulkifli, PAN di Sumbar bisa lebih leluasa mengembangkan diri.
“Berbeda dengan masa kepemipinan Hatta dulunya yang terkesan sangat bergantung kepada DPP. Dan lebih mengedepankan tokoh-tokoh konservatif,” tutup Asrinaldi.
Sebelumnya, beberapa sosok di Sumbar sudah terang-terangan memberi dukungan kepada Hatta Rajasa. Diperkirakan, akan ada konsekuensi atas sikap tersebut. Sumber Haluan dari rombongan Sumbar di arena Munas mengabarkan, sosok-sosok yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Hatta pascapemilihan tak lagi terlihat. “Mereka sudah tak terlihat lagi,”katanya saat dihubungi melalui phonesell-nya.
Unggul Tipis
Pengumuman kemenangan Zulkifli dilakukan di Mangupura Hall, The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Minggu (1/3) pukul 22.00 WIB. Sebelumnya, awak media dilarang menyaksikan pemungutan suara. Baru penghitungan suara yang prosesnya terbuka. Zulkifli memperoleh 292 suara sementara Hatta hanya mendapat 286 suara dan 4 surat suara dinyatakan rusak.
Begitu tanda-tanda akhir Zulkifli Hasan dipastikan memenangkan voting pemilihan ketua umum PAN, Hatta Rajasa langsung menyalami Zulkifli dan memberikan cipika-cipiki sebagai ucapan selamat kepada seorang sahabat.
Arena kongres PAN di Ballroom Hotel Westin Nusa Dua, Bali, menjadi ramai dengan sorak-sorai pendukung Zulkifli. Ratusan pendukung Zulkifli langsung maju ke mimbar tempat SC kongres duduk bersebelahan dengan Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Mereka menyalami Zulkifli dan Hatta Rajasa. Kemudian ratusan pemilik suara Hatta dan Zulkifli bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Perolehan suara Hatta Rajasa 286 suara, Zulkifli Hasan 292 suara, selisih suara 6 dengan catatan 4 suara rusak dan total suara 582,” kata Ketua SC Kongres PAN Bali, Taufik Kurniawan.
Tjatur kemudian mengesahkan hasil rapat SC malam hari ini. “Apakah disetuju,” setuju....teriakan peserta kongres langsung disambut ketok palu pimpinan sidang sekaligus menutup rapat.
“Pak Amien...pak Amien...pak Amien... SB...SB...SB. Hidup Pak Amien,” teriak para peserta melihat Amien menghampiri Hatta dan Zulkifli.
Pemungutan suara sedianya dijadwalkan Senin (2/3), namun dipercepat mengingat situasi yang panas antar kedua kubu. Pemungutan suara dilakukan secara tertutup dengan menggunakan bilik suara. Pemilih juga dilarang membawa handphone atau kamera ke bilik untuk menghindari transaksi jual beli suara.
Pemilih yakni Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PAN (tingkat provinsi), Ketua Dewan Pimpinan Daerah (tingkat kabupaten/kota), ketua serta sekretaris Majelis Pertimbangan PAN, ketua umum, sekjen, bendahara umum, serta ketua 6 organisasi otonom.
Zulkifli dalam berbagai kesempatan berjanji akan membawa PAN berubah menjadi lebih baik. Program unggulan ketua MPR ini adalah konvensi untuk menentukan capres atau cawapres dari PAN. Zulkifli juga menawarkan kebijakan otonom, yakni DPW dan DPD bisa menjalankan kepengurusannya dengan lebih bebas dan tak tergantung oleh pusat.
Sempat Ricuh
Kongres PAN sempat ricuh. Kericuhan terjadi saat penghitungan suara pemilihan ketua umum, antara Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Penghitungan tersebut dilakukan dengan dua metode, yakni manual dengan papan tulis dan secara elektronik dengan komputer.
Zulkifli Hasan terlihat unggul beberapa suara dari Hatta. Namun di tengah-tengah perhitungan, angka yang terdapat di komputer untuk suara Hatta, kelebihan satu suara dibandingkan yang tertulis di papan. Pendukung Zulkifli pun langsung memprotesnya.
Steering Committee memutuskan untuk menggunakan perhitungan yang ada di papan, dan meminta perhitungan yang ada di komputer dikurangi satu angka. Kali ini giliran pendukung Hatta yang mengajukan protes. Akhirnya, kericuhan pun tak dapat dihindari.
Pendukung Zulkifli dan pendukung Hatta saling tunjuk dan saling berteriak satu sama lain. Beberapa dari mereka ada yang meninggalkan tempat duduknya dan saling menghampiri lawannya. Untungnya, tak sampai terjadi bentrok fisik antar pendukung.
Akhirnya, panitia pun mengambil solusi dengan menghitung ulang suara dari nol. Penghitungan dengan komputer tak lagi digunakan. Dalam pemilihan ini, hadir 569 pemilik suara sah, dari jumlah total 584 suara. Seharusnya, ada 593 suara sah yang dapat memilih dalam kongres ini. Namun satu suara meninggal dunia dan delapan lainnya dinyatakan tidak sah dan tidak terdaftar dalam kongres.
Dr (HC) H Zulkifli Hasan, SE, MM lahir di Lampung, 17 Mei 1962. Dia saat ini menjabat Ketua MPR RI periode 2014-2019. Sebelumnya, Zulkifli Hasan menjabat sebagai Menteri Kehutanan RI (22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014). Selama tahun 2004-2009, Zulkifli berkiprah di DPR RI dan selama tahun 2005-2010, ia memegang jabatan internal partai sebagai Sekjen PAN.
Zulkifli Hasan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 53 Jakarta tahun 1982. Selanjutnya, mengambil program sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1996. Ia kemudian mengambil program pasca sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan mendapat gelar Magister Manajemen pada tahun 2003. (h/dtc/kcm/mat/eni/wkp)