“Kita optimalkan kader-kader yang ada di Pos Yandu untuk selalu memantau kesehatan warga,” ucap Kepala Dinkes, drg. Hj. Erina, kepada Haluan di ruang kerjanya.
Dijelaskannya, guna menekan angka gizi buruk, Dinkes terus mendorong agar masyarakat peduli dengan kesehatan. Hal itu terus dilakukan lewat pengkaderan kesehatan, serta penyuluhan kesehatan yang langsung diisi oleh dokter-dokter yang ada di Kabupaten Dharmasraya, khususnya bagi mereka yang bergerak di bidang gizi.
Menurutnya, bagi balita yang terkena gizi buruk, ada beberapa langkah yang diberikan bagi pasien dan ibu pasien. Yakni perawatan di Puskemas TFC, RSUD dan dirumah TFG oleh Bides, memberikan bantuan makanan pendamping bagi keluarga gizi buruk dalam hal ini ibu balita di RSUD TFC, kerjasama dengan lintas sektor terkait untuk penanganan seperti dengan Dinas Nakertransos, memberikan makan tambahan berupa susu dan biscuit bagi penderita gizi buruk dan pemantauan berkala oleh tim bagi yang selesai dirawat.
Sementara untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat lewat kegiatan Pos Yandu ulasnya, ia juga terus melakukan penjaringan di kelompok-kelompok masyarakat, dan membentuk kelompok pemulihan bagi penderita gizi buruk, serta melakukan sosialisasi dan revitalisasi tentang nagari sadar gizi yang juga bekerjasama dengan Badan Amil Zakat (BAZ).
“Apa yang dilakukan memang belum maksimal, tapi setidaknya sudah mengurangi angka gizi buruk di Kabupaten Dharmasraya ini. Kita berharap seluruh Pos Yandu serta nagari siaga yang ada untuk dapat bekerja optimal agar kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dapat pula semakin meningkat,” tutupnya. (h/mdi)