Untuk itu, KPP meminta pemerintah daerah lebih mementingkan nasib ribuan pedagang kecil daripada mementingkan kepentingan investor. KPP juga mengancam akan demo ke balaikota Padang bersama dengan pedagang. “Kita ingin wali kota bisa memposisikan diri membela kepentingan rakyat kecil dan bukan membela pihak investor,” ungkapnya.
Baca Juga : Jadikan Padang Kota Bersih, Danlantamal II Ajak Warga Perang dengan Sampah
Irwan juga mengingatkan kembali janji wali kota pada saat kampanye Pilkada lalu dimana dalam programnnya, wali kota berjanji akan mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru dan pembangunan ekonomi kreatif, UMKM serta pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan.
Menanggapi hal ini, Project Director Padang Landmark yang dihubungi terpisah, Andi Eka Firman kepada Haluan menyangkal penilaian kehadiran Padang Landmark dapat mematikan UMKM di Padang. Ia berpendapat, kehadiran Padang Landmark akan disusul dengan kehadiran wirausahawan baru yang akan hadir di sekitar lingkungan mall tersebut.
Baca Juga : Warga Sungai Sapiah Padang Mulai Berdatangan Menyambut Kedatangan Jenazah Angga
“Saya sudah mendapat informasi dari warga sekitar mereka akan membuka kos-kosan dan rumah makan di sekitar area Padang Landmark dengan target pasar karyawan Padang Landmark itu sendiri. Selain itu juga ada beberapa bentuk usaha lainnya karena Padang Landmark akan dikunjungi banyak orang, terutama mereka yang berasal dari luar kota Padang. Ini artinya, akan ada pengusaha-pengusaha baru yang lahir menyusul kehadiran Padang Landmark,”katanya.
Selain itu, hal yang paling berpengaruh adalah dengan kehadiran Padang Landmark, justru akan membuka lapangan pekerjaan bagi 1.500 orang dan tentunya itu mayoritas berasal dari Padang sendiri. Tentunya ini membantu program pemerintah menekan angka pengangguran yang terus bertambah.
Baca Juga : GOR H Agus Salim Padang Ditutup, Pedagang: Sabtu dan Minggu Harinya Kami
Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Minangkabau (FMM) Masfar Rasyid menilai bahwa pembangunan Padang Landmark telah bertentangan dengan visi dan misi wali kota yang dituangkan dalam 10 program unggulan diantaranya mencetak wirausahaan baru dan meningkatkan ekonomi kreatif dan UMKM. Karena itu, FMM Sumbar tetap kukuh menolak berdirinya Padang Landmark.
Dia menegaskan, pascatabayyun yang digelar PT Surya Persada Lestari beberapa waktu lalu bahwa kehadiran FMM dan ormas Islam bukan untuk memberikan dukungan terhadap pendirian Padang Landmark tetapi untuk menyampaikan aspirasi penolakan.
Baca Juga : Layanan Kesehatan Warga Binaan, Rutan Padang Teken MoU dengan Puskesmas Anak Air
Tabayyun itu sendiri dilaksanakan 19 Februari lalu, jajaran PT Surya Persada Lestari (SPL) selaku perusahaan pembangunan Padang Landmark bertabayun dengan sejumlah ormas Islam, pemuka adat dan agama Kota Padang.
Pada tabayyun tersebut, hadir Chairman Padang LandMark, Masagoes Ismail Ning, Komisaris PLM, Irjenpol (Purn) Dasrul Lamsudin, Ketua LKAAM Sumbar, M Sayuti Dt Rajo Panghulu, perwakilan MUI Sumbar, Rektor Unes, Andi Mustari Pide, dan tokoh Islam Sumbar, Irfianda Abidin, pengurus FPI Sumbar, lembaga Mujahidin dan beberapa unsur masyarakat lainnya.
Pada tabayyun tersebut, Masagoes Ismail Ning bersumpah tidak akan ada misi kristenisasi pada pembangunan Padang Landmark. Buktinya, akan dibangun masjid yang representatif, kantor untuk pemuka adat dan agama. Tak hanya itu, kehadiran Padang Landmark bakal mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan juga akan mengurangi angka pengangguran di kota ini. (h/ows)