Selain Kota Padang dan Pariaman, gempa ini juga dirasakan di berbagai daerah di Sumbar, di antaranya di kawasan Solok, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota dan Pasaman. Bahkan, BMKG juga merilis, gempa tersebut juga dirasakan di kawasan Sibolga Sumatera Utara, dengan skala II hingga III MMI.
Meski BMKG merilis gem-pa tersebut terjadi di kawasan laut Pariaman, namun Pakar Gempa Sumbar Badrul Mustafa menduga, gempa tersebut terjadi di bawah kawasan megathrust Siberut Mentawai.
Menurutnya, dibutuhkan penelitian lebih lanjut apakah gempa tersebut merupakan pengulangan gempa Pariaman 30 September 2009 lalu, atau gempa tersendiri. Badrul menjelaskan, masih ada energi gempa sebanyak dua pertiga lagi di kawasan Pariaman, yang akan memunculkan gempa-gempa kecil. Namun jika itu gempa tersendiri, maka ada dua kemungkinan menurut Badrul yang akan terjadi. Kemungkinan pertama memungkinkan terjadinya gempa susulan yang kekuatannya relatif kecil.
“Kemungkinan selanjutnya yang perlu diwaspadai, bisa saja gempa ini merupakan gempa pembuka untuk terjadinya gempa yang lebih besar lagi di kawasan megathrust Siberut. Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memastikan kapan gempa itu akan terjadi. Solusinya ya waspada saja, dan jangan panik secara berlebihan,” terang Badrul.
Terkait dengan beberapa gempa kecil di Sumbar beberapa hari belakangan ini, Badrul menjelaskan, bahwa gempa tersebut tidak terkait dengan gempa 6 SR ini, karena mekanisme gempanya sangat berbeda.
“Kalau gempa yang di Pasaman, itu merupakan gempa dari Patahan Sumatera, sementara gempa yang terjadi di laut ini, merupakan gempa akibat tumbukan lempeng Indo Australia dengan Lempeng Eurasia, persis seperti saat terjadi gempa pada 12 dan 13 September 2007 lalu,” jelas Badrul.
Warga Padang Sempat Panik
Guncangan gempa yang cukup kuat tersebut sempat membuat warga Kota Padang panik, namun beberapa saat kemudian situasi kembali kondusif. Irfandi, security yang tengah bertugas di pintu masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil mengatakan, keluarga dan tamu pasien sempat panik dan berhamburan ke luar gedung RSUP M. Djamil. Namun beberapa saat kemudian kembali kondusif karena tidak terjadi gempa susulan. “Saat gempa semua pengunjung berhamburan ke luar ruangan. Sedangkan pasien masih ditahan di ruangan dalam status waspada. Selang beberapa saat kemudian situasi kondusif kembali dan keluarga pasien kembali ke ruangan masing-masing,” ucapnya kepada Haluan.
Meskipun begitu, Irfandi mengatakan bahwa dua pasien yang tengah dirawat di ruang penyakit dalam sempat dibawa ke halaman rumah sakit. Permintaan untuk membawa pasien ke halaman rumah sakit datang dari keluarga pasien yang merasa cemas akan terjadinya gempa susulan dengan kekuatan besar
Pantauan serupa juga terlihat di beberapa kantor pemerintahan dan swasta yang berada di jalan-jalan utama Kota Padang. Seperti di Kantor Gubernur Sumbar, Polda Sumbar, Kantor Bank Central Asia, PDAM Kota Padang, Kantor POS Padang dan Rumah Sakit Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo.
Anif (25), salah seorang warga yang tengah berada di kantor Pos Padang mengaku kaget dan cukup panik saat terjadinya gempa, tapi ia mengaku tetap bertahan di lokasi sambil melihat perkembangan situasi. “Tadi saya sedang lihat-lihat lowongan kerja di papan lowongan kantor POS ini, tiba-tiba gempa dan saya lari ke tepi jalan raya. Untungnya tak terjadi gempa susulan sehingga saya putuskan kembali ke papan pengumuman,” ucap Anif.
Sebelum gempa 6 SR ini terjadi, pada Selasa (3/3) pagi sekitar pukul 05.51 WIB, gempa berkekuatan 3,9 SR mengguncang wilayah 15 kilometer barat laut Pasaman Barat di lokasi 0.33 LU-99.80 BT di kedalaman 10 kilometer. Pada Senin (2/3), gempa 3,0 SR juga terjadi di wilayah 34 kilometer barat laut Pasaman sekitar pukul 14.45 WIB dengan lokasi 0.68 LU-99.93 BT, di kedalaman 10 kilometer. (h/wan/mg-isq)