Kepala Biro Pemerintahan Setdaprov Sumbar, Mardi dihubungi Haluan Kamis (5/3) kemarin menuturkan, permasalahan tapal batas kabupaten/kota merupakan prioritas Biro Pemerintahan di tahun 2015 ini di luar permasalahan tapal batas dengan provinisi tetangga yang sampai saat ini masih juga menggantung.
Baca Juga : Alhamdulillah! Bayi Penderita Ekstrofi Bulli Bladder di Solok Dibantu Anggota DPR
“Permasalahan tapal batas kita dengan Bengkulu tinggal menunggu keputusan dari Kemendagri, sementara dengan Jambi masih harus duduk kembali untuk mencari titik temu terkait kejelasan tapal batas ini. Untuk kabupaten/kota juga akan kita prioritaskan,” tutur Mardi.
Data dari Biro Pemerintahan Setdaprov Sumbar, 18 segemen tapal batas kabupaten/kota yang telah dituntaskan ini, 9 diantaranya batas Kabupaten Solok dengan Padang Pariaman, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Kota Solok, Kota Padang, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, dan Kota Pariaman. Sedangkan dua sisanya yakni batas antara Kabupaten Limapuluh Kota dengan Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman.
Baca Juga : Alokasi Pupuk Bersubsidi di Solsel Berkurang, Tidak Cocok dengan Target Tanam
Sementara itu, 18 segmen batas yang belum terselesaikan dan dipriortaskan tuntas di tahun 2015 ini masing-masing, batas antara Solok dengan Dharmasraya, Payakumbuh dengan Limapuluh Kota, Sijunjung dengan Sawahlunto, Pasaman dengan Pasaman Barat, Tanah datar dengan gaam, dan Kota Padang dengan Padang Pariaman.
Ditambahkan oleh Kepala Bagian Otonomi Daerah Biro Pemerintah Setdaprov Sumbar Nanda, sengketa batas sebenarnya hanya permasalahan administrativ, untuk itu masyarakat tidak perlu kuatir akan kehilangan hak kepemilikannya atas tanah yang berada di titik batas tersebut.
Baca Juga : Jadi Biang Kerok Banjir, DPRD Sumbar Dorong Percepatan Normalisasi Batang Lembang
“Kita mulai turun ke lapangan diperkirakan pada bulan April mendatang. Sejauh yang kami evaluasi tidak ada konflik yang krusial di titik batas tersebut. Memaang ada beberapa sengketa batas yang disebabkan adanya perebutan potensi SDA di titik batas tersebut, tapi tidak begitu krusial,” ujar. (h/mg-isr)