Imam Shamsi Ali menyatakan, sebagai pemuka Muslim AS, dirinya sangat bersyukur atas kebijakan penetapan hari libur resmi ini. Menurut Shamsi, hal tersebut merupakan buah perjuangan umat Islam AS sudah cukup lama untuk mendapatkan hak liburan di setiap dua hari raya.
“(Perjuangan ini) Telah dimulai lebih dari 10 tahun lalu. Kita perjuangkan lewat wakil-wakil rakyat di kota New York dengan membentuk koalisi untuk Muslim Holiday. Pada 2012 kami berhasil menggolkan rancangan UU di DPRD New York dengan dukungan 100% anggota DPRD,” kata Shamsi Ali. Sayangnya, menurut Shamsi, Wali Kota New York waktu itu, Michel Bloomberg, menolak rancangan tersebut. Alasan Bloomberg menolak menandatangani RUU itu, menurut Shamsi, dikuatirkan berbagai kelompok agama lain akan meminta kebijakan serupa. Meskipun sebenarnya, jumlah populasi umat Islam di New York cukup besar.
“Ada sekitar 120 ribu murid Muslim di sekolah-sekolah umum New York. Itu berarti lebih dari 13 persen murid-murid yang ada adalah Muslim. Jadi memang kita berhak untuk meminta, pada dua hari besar Islam itu sekolah-sekolah di New York ditutup,” ujar Shamsi Ali. (h/inl)