“Ini menjadi salah satu alasan kenapa masih banyak prodi yang memiliki akreditasi C. Tak hanya itu, hingga kini sekitar 50 persen dosen yayasan belum memiliki jabatan fungsional atau masih berstatus sebagai tenaga pengajar. Inilah kondisi sumber daya di Kopertis Wilayah X,” ucap Ganefri.
Baca Juga : Memasuki Musim Kemarau, Perumda AM Kota Padang Minta Warga Hemat Air
Ganefri menyatakan, dari 850 prodi di 240 PTS di wilayah Kopertis Wilayah X sekitar 80 persen terakreditasi C. Alasan banyaknya akreditasi C ini adalah banyaknya prodi baru, banyaknya sumber daya manusia yang masih memiliki kualifikasi ijazah S1, kurangnya publikasi ilmiah dan riset.
“Akreditasi C ini sebenarnya sudah baik. Hanya saja di masyarakat beredar nilai C itu sangatlah buruk. Kami menyarankan agar nantinya penilaian akreditasi ini tidak menggunakan ABC, tapi menggunakan kata-kata baik, baik sekali dan unggul seperti yang sudah direncanakan menteri. Kami berharap ada perbaikan mutu di PTS,” urai Ganefri.
Baca Juga : 61 Nakes di Puskesmas Andalas Siap Divaksinasi
Menanggapi hal ini, Mohamad Nasir sendiri sejalan dengan pemikiran Ganefri agar PTS lebih mengembangkan diri. Peningkatan mutu PTS merupakan salah satu agenda penting yang masuk dalam rencana kerja Nasir.
Untuk mengurus perguruan tinggi, kini Kemenristek Dikti sejak 5 Februari lalu telah memiliki struktur yang jelas. Kementerian ini memiliki lima Direktorat Jenderal (Dirjen) baru yaitu Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dirjen Kelembagaan yang mengurus izin pembukaan prodi dan lainnya, Dirjen Sumber Daya yang mengurus permasalahan dosen dan aset, Dirjen Riset dan Pengembangan serta Dirjen Inovasi.
Baca Juga : Perumda AM Kota Padang Ajak Pelanggan Catat Meter Mandiri, Ini Caranya
“Jika dulunya, perguruan tinggi menjadi bagian dari Kemendikbud, kini perguruan tinggi diurus sendiri di satu kementerian. Artinya, sudah lebih fokus,” ucap Nasir.
Terkait banyaknya akreditasi C ini, Nasir menyarankan agar PTS membentuk komunitas. Kemudian, baik itu pihak Kopertis dan kementerian akan memberikan pembinaan secara serius kepada komunitas ini. Kopertis pun diminta mengklaster lebih baik PTS yang ada di wilayahnya sehingga memudahkan utnuk melakukan pembinaan.
Baca Juga : Vaksinasi di Padang Sudah Bergulir, Nakes: Rasa Cemas Tertular Covid-19 Berkurang
“Kami melihat ada keoptimisan di PTS wilayah X untuk meningkatkkan mutu. Yang perlu diingat adalah jangan menjadikan PTS sebagai ladang bisnis namun ladang untuk mengabdi. Bagi PTS yang masih memiliki akreditasi C, namun berkeinginan membuka prodi baru, lebih baik mengukur diri dulu. Masa sudah mau buka prodi baru,” katanya.
Kemudian, masih minimnya partisipasi PTS berlangganan jurnal, Nasir menyarankan agar pada tahun 2016 kementerian menganggarkan penyediaan jurnal online yang bisa diakses oleh seluruh PTS dan ikut berkontribusi di dalamnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Stikes Dharmasraya Elviana yang juga anggota DPR ini mengharapkan kementerian melarang pembukaan kelas jauh bagi PTN. Karena berdasarkan pengamatannya di lapangan, sarana pendukung kelas jauh ini belum memadai sehingga akan membuat proses belajar tidak kondusif.
“Kemudian, kami juga meminta pihak Kopertis berlaku adil terhadap pembagian beasiswa bidik misi bagi PTS di wilayahnya,” ucap Elviana saat sesi tanya jawab bersama Menristek dan Dikti. (h/eni)