Tak hanya itu, kondisi besi pengaman sebagai pagar juga sudah kropos dan berkarat, ini sangat membahayakan. Terutama bagi anak-anak, apalagi di lantai yang tinggi. Bocor bukan dari kamar mandi, melainkan dari sambungan pipa dan ini jelas kesalahan teknis.
Baca Juga : Masa Reses DPRD Padang, Irawati Meuraksa Siapkan Program Tepat Guna untuk Masyarakat
“Hampir semua lantai bocor dan saat hujan banyak yang kebanjiran. Besi pagar pengaman pun sudah sangat rapuh. Kami khawatir dengan keselamatan anak-anak, kalau tidak segera diperbaiki. Apalagi, saat ini gempa sudah mulai datang,” kata Irawan, Ketua RT Blok A Rusunawa.
Ia menambahkan, selama ini sebenarnya ada anggaran pemeliharaan setiap tahun untuk rusunawa. Namun, tidak jelas realisasinya kemana. Maka dari itu, para penghuni di sini mempertanyakan kemana pergi dana pemeliharaannya.
Baca Juga : Ada Perbaikan Pipa Perumda AM Kota Padang di Lubuk Minturun, Siap-siap Tampung Air!
Salah seorang penghuni rusunawa lantai dua, Andika menjelaskan, kondisi tempat tinggalnya itu memang menyedihkan. Hampir di setiap ruangan ada ember sebagai penampung air. “Coba lihat, kita terpaksa memasang ember di setiap ruangan untuk menampung rembesan air. Kami sudah bayar sewa, tapi pelayanan memang tidak ada,” ucap Andika.
Sebagai karyawan swasta yang gajinya hanya Rp1,5 juta mencari tempat tinggal yang murah memang menjadi targetnya. Andika sudah hampir dua tahun tinggal di kawasan tersebut. “Di sini kalau bicara bebas, ya memang agak bebas. Tetapi, yang namanya pekerjaan itu banyak jenisnya. Apalagi di rusunawa banyak yang tinggal pekerja swasta,” jelasnya.
Baca Juga : Tanaman Hias Jenis Keladi Paling Banyak Dicari Emak-emak di Padang
Sementara Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang, Afrizal mengakui kondisi rusunawa memang sudah lama dialami. Tetapi, minimnya anggaran untuk memperbaiki pipa yang bocor itu, makanya penghuni mencari inisiatif sendiri.
Sedangkan anggaran pemeliharaan hanya Rp200 juta setiap tahunnya. Anggaran tersebut bisa digunakan untuk mengganti pipa yang bocor untuk tahun 2015 ini. Ia menambahkan, kondisi rusunawa buruk itu juga bukan kesalahan saat ini saja. Ada kesalahan teknis yang terjadi di awal membangun. Makanya pipa air yang ada di rusunawa itu bocor. “Tapi kita tidak mau menyalahkan siapapun, kita harus berusaha memperbaikinya,” tutup Afrizal.
Baca Juga : GOR H Agus Salim Padang Ditutup, Masyarakat Beralih Olahraga ke Unand
Untuk diketahui, sebelumnya Pemerintah Kota (Pemko) Padang mengalokasikan dana untuk program pengembangan perumahan sebesar Rp989 juta yang digunakan pengoperasian Rusunawa Purus.
Dana itu telah dialokasikan dalam APBD Padang 2013 dalam pos anggaran Dinas Pekerjaan Umum, itu awal pengoperasian. Dalam program itu, dilaksanakan empat kegiatan dan tiga di antaranya terkait dengan Rusunawa Purus.
Pembangunan sarana dan prasarana serta utilitas Rusunawa Purus dengan anggaran pelaksanaan disediakan sebesar Rp276 juta dan untuk operasional unit pelaksana teknis daerah (UPTD) Rusunawa tersebut dialokasikan dana Rp588 juta. Lalu, kegiatan pengembalian jaminan uang sewa bagi penghuni Rusunawa Purus disediakan dana sebesar Rp90 juta.
Sedangkan di tahun 2014 ada anggaran dari APBD sebesar Rp200 juta untuk perbaikan Blok B dan tahun 2015 juga Rp200 juta itu data yang ada di Pemko Padang. Walaupun anggaran pemeliharaan rusunawa cukup besar. Tetapi, kondisi fisiknya semakin mengancam keselamatan penghuni, terlepas dari salah sasaran penempatan rusunawa. (h/ows)