Menurutnya, banyaknya persoalan yang terjadi di tubuh bangsa hari ini membuat aktivis mahasiswa prihatin. Diskusi dan kajian dalam rangka mengawal kebijakan pemerintah rutin dilakukan oleh Presma bersama Aliansi Mahasiswa Sumbar.
Baca Juga : Lakukan Mutasi Besar-besaran, Hendri Septa: Penyegaran Birokrasi
“Sejak awal sampai hari ini, praktis tidak ada perubahan yang lebih baik ditorehkan oleh pemerintah. Malahan kondisi rupiah tidak sesuai dengan apa yang pernah dijanjikan Jokowi saat kampanye yang menjamin nilai tukar rupiah akan dijaga di level Rp9.000 per dolar AS. Nyatanya berada di level Rp13.000. Ditambah lagi harga kebutuhan pokok masyarakat seperti beras, cabe, dan kebutuhan lainnya tidak stabil,” jelasnya lagi.
Tidak hanya itu, sampai hari ini, belum ada jalan keluar yang diberikan pemerintah terhadap kondisi yang terjadi hari ini. “Setelah lebih dari seratus hari kami menyimak program kerja serta kebijakan pemerintah. Ternyata belum memberikan jawaban terhadap segala persoalan yang sedang terjadi,” tegas Galan.
Baca Juga : Hendri Septa Kembali Lantik 194 Pejabat Eselon III dan IV
Apa yang terjadi hari ini menurut Aliansi Sumbar yang diwakili Galan adalah sebuah petaka. Selaku mahasiswa yang mengemban Tridharma, wajib menyampaikan agenda rakyat kepada pemerintah. Rencana aksi yang akan digelar Aliansi Mahasiswa Sumbar ini akan diwarnai petisi dan surat terbuka untuk presiden. Selain itu, gerakan mahasiswa juga akan menuntut janji Jokowi saat Pemilu 2014 yang lalu.
Sementara itu, aktor gerakan 1998 Sumatera Barat, Eka Vidia Putra menilai sibuknya pemerintah mengurus agenda elit mengakibatkan agenda rakyat terabaikan. Janji-janji pada Pilpres tahun lalu belum seutuhnya direalisasikan oleh presiden Jokowi. Hal itu harus segera dituntaskan oleh pemerintah.
Baca Juga : Walikota Padang Hendri Septa Terima 500 Paket Sembako bagi Petugas DLH dari BNI Wilayah 02 Sumbar Riau Kepri
“Lemahnya kepemimpinan nasional makin memperburuk situasi, hal itu membuat rakyat makin tidak percaya terhadap pemerintah hari ini,” ujar Eka.
Eka menjelaskan, janji-janji pemilu yang pernah disampaikan dalam program kerja Pilpres tahun lalu ternyata belum seutuhnya direalisasikan oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari sisi ekonomi, melemahnya rupiah yang menyebabkan tidak menentunya harga kebutuhan masyarakat. Dari segi sosial dan politik, meningkatnya perseteruan antar golongan dan lembaga, sperti KPK VS POLRI dan kisruh partai politk. Hal itu begitu menyita perhatian presiden sehingga persoalan di masyarakat terabaikan. Alhasil menabah buruk tingkat kepercayaan masayrakat kepemimpinan nasional.
Baca Juga : Bangun Industri CPO dan Turunannya di Kota Padang, Hendri Septa Tinjau PT Padang Raya Cakrawala
Minim Partisipasi Rakyat
Aktivis 98 Syahrul Ramadhan juga menambahkan, dengan kondisi darurat kepemimpinan ini, diprediksi agenda pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar di Sumbar 2015 ini, akan minim partisipasi rakyat.
“Penilaian itu tidak jauh dari apa yang telah terjadi hari ini. Pasalnya, kondisi masyarakat yang memburuk di tengah himpitan ekonomi, membuat masyarakat acuh. Hal itu terlihat dalam hasil survey yang pernah kita lakukan,” jelasnya.
Krisis kepemimpinan yang terjadi hari ini, bepotensi melemahkan partisipasi masyarakat menghadapi Pilkada. Bergantinya kepimpinan nasional tidak serta merta menimbulkan perbaikan bagi kehidupan masyarakat. Malah kondisi masyarakat diperburuk oleh kebijakan yang tidak pro rakyat. “Yang terpenting yang harus diingat jika kondisi ini diabaikan maka masyarakat akan bersikap apatis terhadap agenda pemerintah seperti pemilihan kepala daerah,” timpal Eka.
Rencana aksi turun ke jalan yang akan dilakukan BEM UNP dan Alainsi Mahasiswa Sumbar hari ini, akan dimulai dari depan kampus UNP, dilanjutkan menuju Gedung DPRD Sumbar. Aksi dilanjutkan longmarch menuju Jalan Bagindo Aziz Chan. Sedangkan aksi akan dipusatkan di depan DPRD.
Sementara, pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) juga memberikan ultimatum kepada Presiden Jokowi. Dalam rilisnya kepada Haluan, meski baru beberapa bulan menempati singgasana kepresidenan, PP KAMMI menggap Jokowi tidak becus mengurusi negara.
“Jokowi seakan linglung dan lupa bahwa dirinya seorang presiden, sehingga ketika permasalahan besar ini terjadi, ia hanya mengatakan, “Hehe, itu bukan urusan saya….”. Presiden macam mana pula yang mampu berkata dengan santainya menanggapi permasalahan besar bangsa sekarang ini,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat KAMMI Andriyana.
Ketua Biro Politik Hukum dan Keamanan Kebijakan Publik PP KAMMI Irawan Malebra Kholidi menjelaskan bahwa aksi #UltimatumJokowi akan berlangsung terus hingga kebijakan Jokowi dirasa membaik.
“Aksi ini akan serentak dilakukan tanggal 19 besok, namun secara kontinyu PP KAMMI akan mengawal terus, bahkan jika dirasa perlu PP KAMMI akan menginstruksikan delegasi wilayah dan daerah untuk turun aksi ke Jakarta,” tegas Irawan. (h/mg-yas/rel)