Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Padang, Syofyan mengakui bahwa angkot saat ini tidak memiliki ‘kiblat’ lagi, baik ketika mencari rezki maupun ketika beroperasi di jalan raya. Arahan dan bimbingan dari pemerintah tidak ada lagi. Pihaknya sebagai organisasi saat ini, juga tidak bisa menampakkan peran ketika melakukan pengawasan.
Baca Juga : Sebanyak 2.500 Pedagang Pasar di Kota Padang Divaksinasi
“Kami Organda ibaratnya tidak punya ‘kuku’ untuk melakukan itu semua. Malah kami ingin sekali dibina dan saling membina,” papar Syofyan.
Ia menambahkan, jika ada niat dari pengusaha angkot saat ini yang ingin meremajakan angkotnya, maka tidak akan balik modal. Pasalnya, angkot yang ada saat ini saja tidak terarah dan trayek juga tidak di atur. Yang menjadi jangkauan angkot hanya jalan lintas saja, sementara untuk jalan perumahan, jalan lingkungan tidak tersentuh dan bahkan rutenya tidak dipedulikan lagi.
Baca Juga : Hari Ini, Pedagang Pasar Raya Melakukan Vaksinasi
“Makanya tidak salah sopir angkot itu berebut di jalan raya, karena trayek tidak ditata dengan baik. Biasa masuk ke perumahan sekarang tidak, masuk ke area wisata sekarang tidak. Maka ‘odong-odong’ lah yang ada. Kalau beli angkot baru siapa yang akan bayar, kalau pendapatan sekarang saja tidak akan cukup,” urai Syofyan.
Kondisi fisiknya, tambah Syofyan, sound sistemnya (speaker dan asesorisnya) berukuran besar sehingga penyita ruang penumpang. Roda dan suspensi disediakan yang ceper alias rendah. Kaca jendelanya dilapis dengan plastik warna hitam pekat. Kaca itu pun ditempeli berbagai stiker, sehingga kondisinya semakin gelap.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Kamis 04 Maret 2021
“Kalau ditegur Organda pasti dibilang ‘oto den kamanga Organda’ itulah kata yang akan kami dapatkan,” tuturnya.Syofyan berharap, kepada Dishub Kominfo Kota Padang agar mengajak elemen yang terlibat dan juga Polresta Kota Padang. Karena ketertiban angkot juga keuntungan semua pihak.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Padang, Rudy Rinaldy melalui Kabid Angkutan, Jovi Satrios membenarkan tidak adanya peremajaan angkot. Karena Kota Padang menargetkan angkutan massal, apalagi kondisi angkot sudah banyak yang sudah tua. “Jadi memang tidak banyak yang diremajakan, karena berbagai persoalan,” tutur Jovi.
Baca Juga : Ini Tanggapan Hendri Septa soal Siapa Wakil Walikota yang Mendampinginya
Terkait dengan kurangnya perhatian terhadap perkembangan angkot di Padang, tidak diakui oleh Dishub Kominfo. Karena, sebagai pengawasan dan pengembangan angkot di lapangan sudah dilakukan. Kalau terkait eksekusi terletak di pihak berwajib.
“Kita sebagai pengawasan dan pengarahan sudah kita laksanakan. Menghadirkan pangkalan angkot di samping Kantor Balaikota Lama itu juga sebagai bentuk pengawasan kita. Kita periksa SIM, kita lihat kedisiplinan sopir. Kalau pergerakan kami lambat mungkin saja, karena banyak faktor apalagi pangkalan angkot kita baru untuk jalur Gadut-Pasar Raya, Mato Aia-Pasar Raya,” tutup Jovi. (h/ows)