“Dana yang diberikan kepada keltan tergantung luas lahan. Rata-rata luas lahan keltan berkisar antara 20 hingga 30 ha,” ujar Yoice di Padang, Senin (30/3).
Baca Juga : Pemko Padang Gelar Bimtek PPRG Tahun 2021
Ia menjelaskan, rehabilitasi jaringan irigasi bertujuan untuk melancarkan air yang masuk ke sawah, agar produksi padi meningkat. “Selama ini, irigasi tersier batasnya pematang sawah. Jika pematang itu runtuh, irigasi tertutup air. Oleh karena itu, perlu direhabilitasi,” tuturnya.
Sedangkan optimasi lahan, kata Yoice, adalah untuk memaksimalkan potensi produksi padi pada sebuah lahan. “Bentuk bantuan yang diberikan pada optimasi lahan adalah upah mengolah lahan dan bantuan pupuk,” terangnya.
Baca Juga : Pandemi Belum Reda, Warga Padang Takut Berobat ke Puskesmas
Dana untuk keltan itu, kata Yoice, dikelola langsung oleh keltan setelah ditransfer ke rekening keltan. Pencairannya dana untuk rehabilitasi irigasi sebanyak tiga kali tahapan. Pencairan tahap pertama dicairkan 40 persen, pencairan kedua 40 persen dan pencairan ketigas 20 persen. Sedangkan pencairan dana untuk optimasi lahan sebanyak dua tahap, yakni 60 persen tahap pertama dan 40 persen tahap kedua.
Ia melanjutkan, pihaknya sudah mengumpulkan data semua keltan penerima dana tersebut. Keltan yang dananya sudah masuk ke rekening adalah keltan program optimasi lahan, yakni 9 keltan dengan lahan seluas 201 ha. Sedangkan dana untuk keltan rehabilitasi irigasi belum masuk ke rekening karena sedang proses administrasi. “Berkemungkinan minggu depan atau dua minggu lagi dananya cair,” sebut Yoice.
Baca Juga : Jumlah Penerima BST di Padang Berkurang 2 Ribu KPM
Untuk memastikan dana tersebut digunakan oleh oleh keltan sesuai tujuan pemerintah, pihaknya mengawasi pemanfaatan dana tersebut. Pengawasan dilakukan oleh Babinsa, PPL di tingkat kelurahan, UPTD Dinas Pertanian di tingkat kecamatan dan oleh tim dari Dinas Pertanian Kota Padang.
Saat ditanya apakah Kota Padang mendapatkan dana program gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu tahun ini, Yoice menjawab, pada APBN awal, Kota Padang belum mendapatkan dana program tersebut. Menurut informasi yang ia dapatkan dari Dinas Pertanian Pemprov Sumbar, Kota Padang direncanakan mendapatkan dana itu pada APBN Perubahan.
Baca Juga : Di Depan Doni Monardo, Gubernur Rekomendasikan Pinago sebagai Penahan Abrasi
Ia menambahkan, target produksi padi Kota Padang untuk tahun ini kurang lebih 100 ribu ton. Tahun 2014, produksi padi Kota Padang mencapai 90 ribu ton. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan produksi padi tahun 2013, yakni sekitar 86 ribu ton.
Saat ditanya apakah produksi padi tersebut mencukupi kebutuhan padi masyarakat di Kota Padang, Yoice mengatakan, baru 60 persen kebutuhan itu terpenuhi. 40 persen lagi, Kota Padang mendatangkan padi dari kabupaten/kota lain di Sumbar. (h/dib)