Memang, pada kenyataannya banyak orang belum paham aturan main di media sosial. Sering kali mereka menggunakan berita, foto, dan video tidak sebagaimana mestinya. Misalnya saja, setelah kejadian jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, banyak orang mengunggah atau share foto-foto jenazah atau potongan tubuh korban Air Asia. Yang paling menyedihkan, ada juga yang tega menyebarkan hoax yang mengatakan pesawat itu mendarat dengan selamat di Filipina.
Baca Juga : Twitter Jadi Media Sosial yang Paling Tinggi Sebar Ujaran Kebencian
Kicky menilai, orang sering lupa bahwa apa yang mereka post di media sosial adalah cermin kepribadian dan pemikiran mereka. “Mereka yang abai dan meneruskan berita bohong ini adalah bentuk kemalasan bernalar sekaligus tidak berempati pada orang lain,” jelasnya.
Ketika mendapat berita, janganlah bersikap reaktif untuk segera menyebarluaskannya. Hal pertama yang perlu dan krusial Anda lakukan adalah mengecek kebenaran berita tersebut. “Jangan langsung percaya saja, apalagi jika berita itu disertai dengan judul yang bombastis,” jelasnya.
Baca Juga : Trik dan Tips dari Dokter Spesialis agar Kulit Sehat Selama Ramadan
Suka atau tidak, ketika kita bermain di media sosial, secara tidak langsung kita sudah menjadi citizen journalist. Ada hal-hal yang harus dihindari, seperti menyebarkan berita kebohongan, mencemarkan nama baik, memicu konflik SARA, serta memuat konten pornografi. Jangan lupa pula untuk menyebutkan sumber berita, jika memang berita tersebut diambil dari sumber lain.
Masalahnya, suatu pesan yang sifatnya positif bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak disampaikan dengan tepat. Misalnya, poster yang berisi ajakan untuk tidak membunuh satwa dilindungi, seperti gajah dan orang utan, yang justru menampilkan foto gajah mati dengan kepala terpenggal penuh darah. (h/fmn)
Baca Juga : Ingat Ya! Bayarkan Dua Hal Ini Dulu Kalau Dapat THR