“Ada kekhawatiran di tengah pengusaha terkait iklim ekonomi secara nasional dan lokal dapat mengancam kelangsungan bisnis mereka. Apalagi Indonesia umumnya dan Sumbar khususnya akan dihadapkan pada pasar bebas Asean,”kata Teddy dalam rilisnya kepada Haluan.
Baca Juga : Pemko Padang Siap Kawal Pesantren Ramadan dari Covid-19
Dalam pertemuan dengan Pimpinan Bank Indonesia Sumbar itu, kata Teddy lagi, pengusaha mendapat pencerahan dan informasi terkait perekonomian secara makro untuk Sumbar dan regional. Dari paparan tersebut gambaran kondisi ekonomi Sumbar memang cenderung jalan di tempat, kecuali pertumbuhan perekonomian yang mencapai 6,2 persen.
“Tapi Jambi justru lebih baik. Dari pemaparan pak Puji itu, pertumbuhan perekonomian Jambi mencapai angka 7,9 persen dan itu tertinggi di Sumatera. Karenanya, perlu perhatian agar Sumbar,”kata Teddy yang juga seorang akuntan ini.
Baca Juga : Sepekan Puasa, Harga Cabai Rawit Bergerak Turun di Padang
Alumni Fakultas Ekonomi Unand itu menyebutkan, perlu perhatian di sektor infrastruktur dan distribusi barang agar barang-barang mudah dijangkau pasar dengan harga yang bersaing. “Untuk itu, perangkat ekonomi di Sumbar perlu membangun komunikasi yang lebih intens dengan analis-analis ekonomi yang ada di Bank Indonesia agar bisa menyelaraskan
Sementara itu, Puji Atmoko menjelaskan pada 2005 inflasi nasional pada angka 17,11 persen sementara Sumbar 20,47 persen, 2006 inflasi nasional 6,60 persen sedangkan Sumbar 8,05 persen, 2007 inflasi nasional 6,59 persen dan Sumbar 7,99 persen.
Baca Juga : Penertiban Balap Liar di Padang, Seorang Personel Polisi Ditabrak
Lalu, 2008 inflasi nasional 11,6 persen sedangkan Sumbar 12,68 persen, pada 2009 inflasi nasional 2,78 persen dan Sumbar 2,05 persen, 2010 inflasi nasional 6,96 persen dan Sumbar 7,84 persen, kata dia Selanjutnya, pada 2011 inflasi nasional 3,79 persen dan Sumbar 5,37 persen, 2012 inflasi nasional 4,30 persen dan Sumbar 4,16 persen, pada 2013 inflasi nasional 8,38 persen dan Sumbar 10,87 persen dan pada 2014 inflasi nasional 8,36 persen sedangkan Sumbar berada pada angka 11,58 persen, lanjut dia.
Menurut dia, dalam 10 tahun terakhir fakta menunjukan inflasi Sumbar berada diatas angka nasional kecuali pada 2009 sedikit berada di bawah nasional. Sementara, dalam dua tahun terakhir inflasi Sumbar merupakan yang tertinggi diantara provinsi yang ada di Sumatera.
“BI sendiri menyiapkan strategi 4 K untuk dapat menekan inflasi tersebut, yakni Keterjangkauan harga, Kelancaran, ketersediaan serta komunikasi,”kata Puji sambil terus memotivasi pengusaha di Sumbar untuk tetap optimis menghadapi kondisi perekonomian saat ini. (h/mat)