Apalagi Sambung Yunizar untuk ekspor ikan napolen juga dibatasi. Padahal tak dapat dipungkiri pembeli ikan napoleon adalah dari Cina dan Hongkong. “Dengan dua tahun pembatasan ini tentunya nelayan yang ada sangat kewalahan dalam memelihara ikan napoleon,”jelasnya.
Baca Juga : Hati-hati! Eksploitasi Anak Rawan Terjadi di Wisata Indonesia
Selanjutnya, menurut Yunizar ada tiga kerugian besar yang harus ditanggung oleh nelayan saat ini. Pertama biaya pakan ikan yang semakin besar, makin besar ikan yang dipelihara makin murah harga ikan tersebut, dan terakhir kebutuhan pakan semakin membengkak.
“Ambil contoh Dodo dan kawan-kawan, dulu rata-tata pakan ikan (rucah) 6 sampai 8 ton perhari namun sekarang menjadi 12 ton per hari. Dengan kondisi ikan yang kurang laku ini membuat nelayan menjerit,”jelasnya.
Baca Juga : Sandiaga Uno Mengaku Merinding Saat Salat Isya di Hotel Marbella Anyer, Ada Hantu?
Ikan napoleon dengan berat 100 sampai dengan 1000 gramlah yang laku dipasaran, sedangkan dibawah 100 gram dan diatas 1000 gram tidak laku.
Tak dapat dipungkiri dengan adanya moratorium ikan napoleon ini nelayan Anambas terancam miskin. Untuk mengatasi hal tersebut kata Yunizar, pihaknya tidak tinggal diam begitu saja, pada Desember 2014 bupati bersama Kadis DKP menghadap Menteri KKP minta Anambas mendapatkan perlakukan khusus. Bahkan bupati juga menyampaikan jumlah ikan napoleon di Anambas sangat memadai.
Baca Juga : Pariwisata Era Baru, Sandiaga: Berbasis Alam Terbuka
“Penetapan moratorium ini disebabkan di beberapa daerah itu mengambil ikan napoleon dengan menggunakan potasium yang dapat merusak ekosistem. Namun untuk Anambas sendiri sangat berbeda selain pembesaran ikan oleh nelayan juga dan mengambil bibitnyapun tidak merusak ekosistem,” terangnya. Yunizar mensyukuri perhatian pemerintah saat ini, kalau dulu hanya ada dua bandara yang dapat menjadi tempat yang dapat dilalui ekspor ikan napoleon yaitu bandara Ngurah Rai Bali dan Soekarno Hatta, Jakarta. Namun untuk saat ini ada empat pelabuhan di Kepri yang ada mengekpor napoleon diantaranya Natuna dan Anambas.
“Natuna dan Anambas merupakan daerah penghasil terbesar ikan napoleon saat ini,” tutupnya. (hk/yud)
Baca Juga : Menparekraf Optimistis Desa Wisata Jadi Pandemic Winner