“Sejak harga yang 12 kg ini naik, penjualan menurun sekitar 5-10 persen. Dan seperti yang saya duga sebelumnya, banyak konsumen yang beralih ke elpiji 3 kg karena disubsidi, sehingga harganya terjangkau. Saya tidak tahu apakah mereka layak menggunakan elpiji 3kg,” ucap Martin.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Selasa 02 Maret 2021
Dalam sebulan, Martin mengaku memasok 2-3 ribu elpiji kapasitas 12 kg. Namun setelah terjadi perubahan, ia tak yakin akan memasok sebanyak angka sebelumnya, karena turunnya permintaan.
Sementara itu, Sales Executif LPG Rayon IV PT. Pertamina (Persero), Sulistya Adhiutama Putra mengatakan, penurunan jumlah permintaan elpiji 12 kg juga terjadi di Pertamina, jika di harga sebelumnya yang Rp140 ribu pertabung, permintaan mencapai angka 48 ton dalam sehari. Setelah kenaikan harga menjadi Rp148 ribu pertabung, permintaan menurun hingga 45 ton.
Baca Juga : Pipa Perumda AM di Sungai Lareh Padang Bocor, Ini Daerah Terdampak
“Kenaikan harga elpiji 12 kg memang tidak bisa dihindari. Tingginya biaya produksi, serta harga bahan baku yang naik membuat pertamina terpaksa menaikkan harga elpiji 12 kg,” ungkap Sulistya.
Ia melanjutkan, untuk mengantisipasi kemungkinan masyarakat menengah ke atas menggunakan elpiji 3 kg bersubsidi. Ia mengaku terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemko) Padang untuk memonitor penyaluran di lapangan.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Senin 01 Maret 2021
“Kita upayakan terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait agar penyaluran elpji 3 kg tidak salah sasaran. Karena sudah ketentuannya elpiji 3 kg ini untuk masyarakat yang kurang mampu, menengah ke bawah. Selain itu, wajib menggunakan elpiji 12kg,” lanjutnya lagi. (h/mg-isq)