Di luar, sayup-sayup terdengar keributan, tapi Makmur tidak menggubris suara yang kurang jelas terdengar di telinganya. Meski mengusik ketenangan tidur mahasiswa semester empat Universitas Eka Sakti (Unes) ini, namun ia berusaha bangkit dan langsung menuju kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi, suara keributan tersebut semakin jelas. “Api, api..! Kebakaran, kebakaran, ayo keluar,..!!” semakin jelas teriakan itu saling bersahutan.
Baca Juga : Etika Politik Koalisi PKS dan PAN dalam Menentukan Wakil Walikota Padang
Makmur baru menyadari bahwa ruko tempat tinggal sekaligus tempat usahanya telah dilalap si jago merah. Asap pekat terus memenuhi ruangan yang dipadati oleh barang dagangan itu. Ia mulai panik, tapi tidak kehilangan akal. “Dada saya sesak dan susah bernafas karena asap tebal sekali, saya juga tidak bisa melihat sedikitpun. Hawanya juga sangat panas,” ujar Makmur kepada Haluan, Rabu (15/4) saat ditemui di depan ruko yang sudah hangus terbakar. Kala itu ia tengah mengeluarkan kepingan koin, satu-satunya harta tersisa yang disimpan dalam tas hitam.
Sambil terus membersihkan ratusan atau bahkan ribuan keping koin yang tidak diketahui berapa nilainya dalam tas yang juga ikut terbakar, Makmur terus menjawab sederatan pertanyaan yang dilayangkan oleh wartawan dengan tenang. Wajahnya pun kelihatan datar, memang masih trauma, tapi sesekali Makmur berusaha tersenyum. “Saya berusaha meraba-raba mencari kunci ruko yang terletak di meja, dan berhasil menemukannya,” cerita Makmur.
Baca Juga : Politik dan Etika Berkelindan dalam Pengisian Jabatan Wawako Padang
Setelah mendapatkan kunci, Makmur kembali mengikuti nalurinya untuk mencari lubang kunci rolling door ruko. “Beruntung saya tidak begitu panik, sehingga saya bisa keluar dari kegelapan itu dengan selamat. Sampai di luar saya langsung mendengar lantunan suara azab Subuh,” kisahnya lagi.
Beda dengan temannya, Ali, yang juga ikut mengelola usaha jualan minyak itu. Karena agak terlambat bangun, hingga ia tidak sempat berlari ke bawah untuk menyelamatkan diri. Api semakin besar dan terus membakar barang-barang yang ada di lantai satu tempat ia berjualan. Satu-satunya cara untuk selamat adalah melompat dari lantai dua ruko tersebut. “Saya panik sekali, akhirnya memilih melompat saja,” ujarnya agak tenang.
Baca Juga : Jangan Terlalu Bersedih Jika Kamu Dihinakan
Lompatan pertama, Ali terhenyak ke atap lantai satu yang ketinggiannya sekitar dua meter. Dengan keberanian sekaligus panik melihat api yang seolah-olah mengejarnya, tanpa fikir panjang Ali pun meloncat ke bawah, dan sampai ke aspal jalan raya dalam posisi jongkok. “Alhamdulillah saya tidak cidera,” katanya.
Makmur dan Ali adalah korban yang selamat saat kebakaran hebat melanda tiga petak ruko di Jalan Raya Pasar Siteba Padang, Selasa (14/4) sekitar pukul 04.30 WIB. Tapi, keduanya tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga miliknya. “Tak ada lagi yang tersisa, motor Honda Supra, uang kertas, serta surat-surat penting termasuk ijazah saya dari SD hingga SMA hangus terbakar. Yang tinggal hanya uang koin ini dan pakaian yang kami pakai saat kejadian,” tutur Makmur dan dibenarkan oleh Ali.
Baca Juga : Mengapa Isu Presiden 3 Periode Kembali Berhembus?
Tak ada firasat apapun yang dirasakan oleh Makmur maupun Ali, hanya sebelum peritiswa naas ini terjadi, saudara Makmur yang berada di Bangko, Jambi (kampung asal Makmur) menyuruh Makmur untuk mengantarkan motor Suzuki FU yang beberapa waktu lalu dipinjamnya. “Tidak biasanya kakak saya menyuruh mengantarkan motornya pulang. Mungkin begitulah takdir, sehingga motor FU milik kakak saya tidak ikut terbakar,” pungkas Makmur.
Untuk sementara waktu, Makmur tinggal di rumah saudaranya yang terletak di kawasan Pasar Alai, Padang. Di sana juga ada beberapa potong pakaiannya yang tertinggal saat menginap di rumah tersebut beberapa waktu lalu. Ia pun merasa kebingungan karena hari Sabtu depan ia akan menghadapi ujian mid semester di kampusnya. “Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini,” harap Makmur dengan tegar.
Sementara, kebakaran yang terjadi pada pagi buta tersebut telah merenggut tiga nyawa penghuni ruko yang berada di sebelah kiri tempat usaha Makmur dan Ali. Ketiganya, Edrianis (40), Yulianta (9), Rafa (8), mereka merupakan anak dan ayah. Diduga ketiganya terjebak di lantai dua ruko yang sehari-hari dijadikannya untuk jualan barang pecah belah.
Hingga saat ini petugas masih melakukan penyelidikan secara intensif untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran. Pihak-pihak yang peduli dan prihatin dengan musibah ini, terus berdatangan memberi bantuan, atau sekedar menyampaikan keprihatinannya kepada korban. (*)
Laporan: FIRDAUS