“Berdasarkan peninjauan yang dilakukan Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumbar, lokasi tersebut berada di lereng lembah perbukitan terjal dengan kemiringan lereng antara 35 derajat sampai 85 derajat. Kemudian terdiri dari banyak sesar. Jika sesar diisi air secara terus menerus akan menyebabkan titik jenuh dimana pada akhirnya menyebabkan longsor,” ucap Isman.
Baca Juga : Pantauan Perkembangan Covid-19 di Sumbar: Positif 156, Sembuh 106, dan Meninggal Dunia 5 Orang
Akibat longsor yang terus terjadi pada lokasi yang sama, lebih kurang telah menyebabkan satu unit rumah rusak berat, 14 hektare sawah rusak, 200 meter irigasi pertanian rusak dan putusnya jalan provinsi yang menghubungkan Matur dan Palembayan.
“Melakukan perbaikan secara terus menerus pada jalan tersebut tentunya sangat mubazir. Oleh sebab itu, harus ada upaya untuk mengalihkan jalan tersebut,” jelas Isman.
Baca Juga : Mantan Wagub Sumbar Bangun Rumah Gadang Malintang Panai
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Yunaldi mengatakan, jalan tersebut berstatus jalan strategis provinsi sehingga kewenangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah provinsi. Pemkab Agam sifatnya hanya mengkoordinasikan sejumlah alternatif, seperti membuka jalur ke Bukit Sakura. Namun wilayah tersebut berada pada kawasan cagar alam. Cara lain mungkin membuat jalur baru pada lokasi tersebut yang dinilai lebih aman.
Untuk jangka pendek pemerintah sudah melarang masyarakat melewati garis batas polisi karena tebing dalam kondisi kritis. Kemudian menutup sementara akses jalan darurat yang dibuat masyarakat terutama apabila kondisi hujan lebat.
Baca Juga : BMKG Sampaikan Kisaran Ketinggian Hilal Jelang Penetapan Ramadan, Sumbar 3,66 Derajat
“Wilayah Palembayan ini memang sangat luar biasa. Oleh sebab itu menyikapi kondisi ini juga harus hati-hati. Kami akan terus berkordinasi dengan provinsi untuk menindaklanjuti masalah yang ada di Marambuang,” ungkapnya.
Sebelumnya, transportasi dari Kecamatan Palembayan ke Kecamatan Matur kembali putus total sejak Senin (27/4) siang setelah jalan darurat yang dibangun masyarakat untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua kembali longsor untuk ke empat kalinya. Sementara upaya relokasi dengan membangun jalan baru berjarak sekitar 100 meter dari jalan lama tidak bisa dilanjutkan karena mengalami keretakan.
Baca Juga : Waspada! Gelombang Tinggi di Mentawai Bisa Mencapai 5 Meter
Pantauan Haluan kemarin, para siswa dan pegawai yang melewati jalan tersebut harus berjalan kaki sepanjang sepanjang 300 meter. Sedangkan kendaraan umum dan roda dua dari Palembayan menuju Matur dan Bukittinggi harus memutar ke Palupuh melewati jalan Simpang Patai yang juga rusak parah serta ke Lubuk Basung dengan jarak yang jauh. (h/yat/ks)