“Mereka tentunya ingin memastikan calon yang pas yang nantinya bisa saling mendukung untuk meraih kemenangan pada Pilkada. Jika kemudian dimunculkan nama calon saling berkomunikasi, saya pikir itu bentuk klaim dari kandidat untuk membangun kapasitas diri di tengah masyarakat.
Baca Juga : Tempati Rumah Dinas, Hendri Septa Buka Puasa Bersama Anak Panti Asuhan
Selain itu, hasil survey juga akan jadi acuan untuk penentuan pasangan calon. Kekuatan ini menjadi pertimbangan riil, disamping mekanisme yang dibangun oleh masing-masing partai pengusung.
Calon gubernur dari Partai Demokrat, Mulyadi juga mengaku berkomunikasi dengan kandidat lainnya. Ini, katanya, sebagai bentuk membangun silaturahmi antar kandidat karena ia meyakini seluruh kandidat menginginkan perkembangan untuk Sumatera Barat ke depan.
Baca Juga : Di Depan Doni Monardo, Gubernur Rekomendasikan Pinago sebagai Penahan Abrasi
“Saya memang sudah berkomunikasi dengan Shadiq, termasuk pak MK (Muslim Kasim), Epyardi Asda, Fauzi Bahar dan kandidat lainnya. Hanya saja, soal kepastian dengan siapa berpasangan, tentu bukan proses yang sederhana karena ada mekanisme partai yang tentunya tetap harus dipatuhi,”kata anggota DPR RI ini.
Ketika ditanya, dari manakah ia akan melaju, dengan optimis mengatakan Demokratlah yang akan mengantarnya, meskipun sejumlah calon lain juga ikut mendaftar di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono. Bagi Mulyadi, partai ini tidak sama dengan partai lainnnya yang masih terombang-ambing.
Baca Juga : Ini Besaran Zakat Fitrah dan Fidyah Tahun 2021 di Padang
Di lain pihak, DPD Demokrat Sumbar sendiri hingga kini masih menunggu hasil survey dalam penetapan calon gubernur dari partai berlambang mercy ini.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sumatera Barat (Sumbar) Liswandi mengatakan, setelah dilakukan pembukaan pendaftaran bagi bakal calon kepala daerah beberapa waktu lalu, dan terdapat sembilan nama yang sedang disurvey. Dari internal partai ada empat nama yakni Josrizal Zain, Mulyadi, Yultekhnil, dan Yogan Askan, dan dari eksternal partai Muslim Kasim, Shadiq Pasadigue, dan Syamsu Rahim, Fauzi Bahar.
Baca Juga : Alhamdulillah, Perumda AM Padang Gratiskan Air Masjid dan Musala Selama Ramadan
Ketika ditanya soal Mulyadi akan menjadi calon kuat dari Demokrat, ia mengatakan bahwa tidak ada calon kuat di Demokrat, karena semua memiliki peluang yang sama.
“Kami tidak ada membeda-bedakan calon, semuanya kita perlakukan sama, target kita hasil survey ini sudah keluar pada akhir bulan Mei ini,” jelas Liswandi.
Sementara, Shadiq Pasadiqoe yang sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Taslim, Fauzi Bahar hingga Muslim Kasim mengaku dirinya tak menutup kemungkinan untuk berduet dengan Mulyadi.
Munculnya duet ini, tentu saja bisa saja terjadi. Mengingat Shadiq hingga kini masih belum dapat gambaran dari partai mana ia akan maju. Sementara Partai Golkar yang dulu mengusungnya sewaktu menjadi Bupati Tanah Datar, belum memberi tanda.
“Saya sudah menjalin komunikasi dengan Mulyadi sebanyak satu kali. Jadi, kemungkinan duet itu terjadi, bisa saja. Tapi ini kan belum final, kemungkinan lainnya tentu bisa juga terjadi,” ujar Shadiq kepada Haluan, Selasa (26/5).
Menjelang pendaftaran calon gubernur independen Juni mendatang, sejumlah calon semakin gencar melakukan pendekatan. Tidak hanya mencari duet, tapi juga mencari kapal yang siap menampung mereka. Tak jarang, pihak-pihak yang mau berduet tidak mau mengalah, sehingga pasangan-pasangan calon kepala daerah masih abu-abu hingga saat ini.
Shadiq sendiri menjelaskan, hingga kini belum ada kepastian dari sejumlah partai yang didatangi. Meksipun ia mengharapkan Nasdem memberikan peluang kepada dirinya. “Saya juga sudah mendaftar ke PDI Perjuangan dan baru sampai mengikuti fit and proper test. Belum tahulah seperti apa hasilnya,” ucapnya.
Calon lainnya, Fauzi Bahar misalnya. Sebelumnya dikabarkan ada komunikasi dengan Muslim Kasim. Tapi tokoh PAN di Sumbar itu menampik itu akan menjadi sebuah kepastian pasangan.
“Siapa saja saat ini membangun komunikasi. Sebelum janur kuning terkembang, semua masih bisa terjadi,”kata Fauzi yang kini makin gencar berjumpa dengan masyarakat di daerah.
Sumber Haluan di kalangan orang dekat Fauzi menyebutkan, Fauzi punya kriteria-kriteria sendiri untuk memilih pasangan. Yang jelas, pasangannya nanti bisa membantunya saat bertugas, terutama mengurus persoalan internal.
“Beliau komunikasi dengan para kandidat. Mereka (kandidat) saling telepon kok. Jadi jika ada yang mengklaim makin dekat, itu hanya klaim sesaat karena Fauzi sendiri juga melakukan hal yang sama dengan kandidat lainnya.
Sebelumnya, Irwan Prayitno gubernur incumbhent digadang-gadang sudah melakukan komunikasi politik dengan Bupati Pessel, Nasrul Abit. Bahkan dalam sebuah kesempatan, mereka sudah hadir bersama di padepokan silat milik Prabowo Subianto di Hambalang bersama tokoh Gerindra, seperti Prabowo Subianto sendiri serta Fadlizon.
Tapi, hal ini diprediksi banyak orang belum jaminan karena proses komunikasi antar calon masih dibangun. Irwan Prayitno sendiri menampik jika dirinya kepastian berpasangan dengan Nasrul Abit di Pilgub nanti. “Prosesnya masih berlangsung kok dan partai belum memutuskan,” katanya beberapa waktu lalu. (h/eni/mg-isr/mat)