“Penebangan pohon pelindung yang dilakukan Pemko, tanpa adanya pembahasan terlebih dahulu bersama DPRD. Padahal pohon pelindung tersebut merupakan aset daerah kita sekaligus menjadi symbol daerah kita sebagai Kota Biru,” kata politisi Partai Demokrat tersebut.
Baca Juga : Wabup Pessel Resmikan Masjid Ar-Rahman Rawa Bubur Tapan
Disamping itu, katanya, penebangan pohon pelindung tersebut, dilakukan saat seluruh anggota DPRD Kota Payakumbuh sedang melakukan Kunjungan Kerja ke luar Propinsi Sumbar. “Saat kembali dari Kunker, kami terkejut melihat pusat kota. Seluruh pohon pelindung sudah dibabat habis. Untuk itu, kami panggil SKPD terkait,”tegasnya.
Semenjak ditebanginya pohon pelindung jenis Mahoni tersebut, saat ini kawasan pusat Kota Payakumbuh jadi gersang. Selain penyebabkan panas dan polusi udara juga menyebabkan wajah kota tidak lagi indah seperti sebelumnya.
Baca Juga : Pantauan Perkembangan Virus Corona di Sumbar: Positif 169, Sembuh 162, dan Meninggal Dunia 4 Orang
Sehari sebelumnya, Sekdako Beny Warlis menjelaskan, lokasi pohon pelindung yang ditanam semenjak puluhan tahun lalu itu, rencananya akan ditata sebagai tempat penjualan kuliner malam. Sehingga, dilakukan penebangan terhadap pohon pelindung tersebut. (h/ddg)