Perlunya pengambilan sampel untuk mengetahui jenis makanan serta bahan yang digunakan agar makan sehat itu bisa dinikmati konsumen tanpa berdanpak negatif terhadap kesehatan yang mengonsumsinya.
Baca Juga : Mantan Wagub Sumbar Bangun Rumah Gadang Malintang Panai
Pengambilan sampel itu dilaksanakan pada awal Ramadan lalu bersama unsur Muspida dan Walikota Solok yang melakukan pemantauan ke lapangan.
Sejak awal Ramadan lalu diakui cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan momentum bulan puasa dengan berjualan pabukoan.
Baca Juga : BMKG Sampaikan Kisaran Ketinggian Hilal Jelang Penetapan Ramadan, Sumbar 3,66 Derajat
“Peluang ekonomi yang terlihat oleh masyarakat tidak disia-siakan dan pemerintah perlu bersyukur dengan usaha yang dilaksanakan.
Namun di balik itu tentu pemilik pabukoan harus memahami dari sudut kesehatan tentang menu yang dijual,” jelas Arya.
Baca Juga : Waspada! Gelombang Tinggi di Mentawai Bisa Mencapai 5 Meter
Sementara menyangkut penjual pabukoan yang tersebar di jalan-jalan utama dan kelurahan dalam Kota Solok yang juga menjamur selama bulan Ramadan, lanjut Arya, tetap dalam pengawasan, hanya saja pengawasan itu berada di tingkat Puskesmas. Sudah ada pembagian tugas yang melakukan pembinaan, ada yang kavlingnya Puskesmas dan ada Dinas Kesehatan.
Sampai saat ini belum ada persoalan gangguan kesehatan bagi masyarakat yang menikmati pabukoan yang dijual di pasar Solok maupun jalan-jalan utama.
Baca Juga : Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Painan, Also: Inilah Pemersatu Bangsa Kita
Dari hasil monitoring yang dilakukan dan laporan petugas Puskesmas maupun petugas yang ada di kelurahan masih nihil.
“Mudah-mudah tidak ada gangguan kesehatan yang berakibat fatal setelah menkonsumsi makanan yang dibeli di pasar pabukoan,” imbuhnya.(h/alf)