Seniman Sumbar yang sudah melalang buana ke belahan dunia, Ery Mefri mengatakan, hanya satu hal yang dibutuhkan, yaitu perhatian dari pemerintah. Bahasanya, kusuak ce lah kapalo kami, itulah cukuik. Perhatian tidaklah berbentuk uang, hanya sekedar bertanya kabar, apa yang sedang dilakukan, hendak kemana, itu sudah cukup. Apalagi jika pemerintah mampu menyajikan sebuah iven kebudayaan berkualitas di Sumatera Barat. Tentu ini akan menjadi nilai lebih.
Baca Juga : Etika Politik Koalisi PKS dan PAN dalam Menentukan Wakil Walikota Padang
“Seperti Festival Darwin. Pemerintah bisa menggelar iven serupa jika bersungguh-sungguh, sehingga semua orang di belahan dunia tahu. Jangan sampai, tetangga sebelah panggung pun tidak ada tahu jika ada iven kebudayaan di Sumbar ini,” ucap Ery kepada Haluan, Kamis (30/7).
Ia melihat peran pemerintah selama ini dalam bidang kebudayaan sangatlah kurang. Padahal jualan Sumatera Barat untuk mengembangkan potensi daerah ini adalah kebudayaan, sehingga mampu menggerakkan potensi lainnya.
Baca Juga : Politik dan Etika Berkelindan dalam Pengisian Jabatan Wawako Padang
Ia berharap perhatian yang dimaksud ini tidak hanya keluar dari mulut gubernur saja, tapi sampai hingga ke jajaran paling bawah seperti camat dan dinas pariwisata itu sendiri. Ery juga menyebut, bicara tentang dana yang tidak ada, beberapa negara juga memmiliki angka kemiskinan dibawah Indonesia dan Sumatera Barat. Sebut saja seperti Vietnam dan Kamboja. Namun, keterbatasan dana tidak membuat Ho Chi Minh City maupun Angkor Watt tidak dikenal oleh pelancong. Seluruh dunia mengenalnya.
“Jadi intinya bukan hanya soal uang. Tapi upaya untuk memajukan kebudayaan itu sendiri. Siapa pun gubernurnya nanti, perlu ingat bahwa dengan membangun kebudayaan, bisa membangun bidang lainnya,” ucap Ery.
Baca Juga : Jangan Terlalu Bersedih Jika Kamu Dihinakan
Sementara itu, orang yang paling bertanggung jawab terhadap jalannya aktivitas di Taman Budaya, Padang, Muasri juga mengharapkan hal yang sama. Ia berharap, kedua pasangan calon gubernur ini meningkatkan perhatian terhadap kreasi seni. Karena, kesenian di Sumbar memberikan warna di kesenian nasional.
Tidak hanya itu saja, di Sumbar budayawan dan pelaku seni cukup mendapatkan tempat di tingkat nasional. Selain itu, untuk meningkatkan pariwisata di Sumbar kesenian juga harus ditingkatkan. Karena, pariwisata juga tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat dan keseniannya.
Baca Juga : Mengapa Isu Presiden 3 Periode Kembali Berhembus?
“Di daerah lain pariwisatanya bisa maju karena di dukung oleh kesenian daerah yang cukup terkenal dan dikembangkan. Sedangkan di Sumbar, belum bisa seperti itu. Maka kami berharap ke depan siapapun gubernur dan wakil gubernur yang terpilih, kesenian ini bisa menjadi perhatian,” ucapnya.
Muasri tidak menampik bahwa selama ini perhatian kepada kesenian dan kebudayaan serta kreatifitas pelaku seni masih kurang dan perlu ditingkatkan. Karena, menurutnya untuk mengembangkan pariwisata tidak bisa dilepaskan dari kesenian dan kebudayaan. Sementara itu, bicara sisi lain kepemudaan yaitu bidang olahraga, juga menuntut perhatian pemerintah yang lebih serius di bidang ini.
“Sudah saatnya sarana olahraga dibenahi. Tidak hanya cabang takraw, tapi seluruh cabang,” ucap senior dan pelatih takraw Syahrul Efendi.
Di bidang takraw sendiri, Syahrul mengatakan, selama ini ia bersama atletnya selalu berpindah-pindah dalam berlatih. Jika perkuliahan dimulai, ia tidak bisa menggunakan lapangan milik Universitas Negeri Padang (UNP), yang menjadi lapangan cadangan selama ini. Lapangan takraw UNP ini pun kurang bagus, karena lantai tidak rata. Semuanya masih perlu pembenahan lebih lengkap.
“Pada Bulan Agustus nanti, akan ada tamu yang datang dari DKI Jakarta lakukan ujicoba. Sekarang kami bingung mencari tempat dimana,” ucap Syahrul.
Syahrul tak berharap banyak, ia hanya meminta siapa pun gubernur yang terpilih nanti adalah orang yang mengerti tentang prestasi daerah. Ia tidak minta uang insentif atau apa pun untuk keperluan diri sendiri, hanya butuh pemerintah memperbaiki sarana yang sudah ada menjadi lebih baik.
Syharul juga mengungkapkan, dirinya sewaktu masih menjadi atlet pernah merasakan kurangnya dana. Namun di masa itu, karena perhatian gubernur cukup bagus yaitu di masa Azwar Anas, dunia olahraga tetap maju. Prestasi tetap bisa diraih dengan dana yang terbatas.
“Terkadang kunjungan gubernur melihat kami sedang berlatih sebentar saja, sudah jadi motivasi,” tuturnya. (*)
Laporan :
OSNIWATI-RAMADHANI