Pihak asosiasi peternak sapi dan kerbau di sisi lain mengakui pihaknya tidak mampu memenuhi permintaan sehingga memicu kenaikan harga daging eceran.
Baca Juga : Daftarkan Logo Partai atas Nama SBY, Ketua DPC PD Dharmasraya: Cegah Penyalahgunaan oleh Pihak Lain
Mengantisipasi hal itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dikabarkan telah memberikan lampu hijau bagi tambahan 50 ribu ekor sapi Australia.
Namun, izin impor tersebut tidak diberikan kepada kalangan importir yang selama ini menguasai bisnis impor sapi Australia.
Baca Juga : DPC Partai Demokrat Dharmasraya Sampaikan Surat Pengaduan dan Perlindungan Hukum ke Polres Setempat
Pemerintah justru memberikan izin tambahan 50 ribu ekor itu kepada Bulog, guna mengimpor sapi jenis siap potong, bukan sapi untuk penggemukan (feedlot) yang perlu beberapa bulan sebelum tiba di pasaran daging.
Hal ini disambut baik pihak Kementerian Pertanian Australia. Menurut juru bicara Menteri Pertanian Barnaby Joyce, pihaknya belum menerima penjelasan detail mengenai informasi ini, namun menyatakan menyambut baik.
Baca Juga : Terjun ke Politik, Athari Gauthi Ardi: Ingin Kampung Seperti Jakarta
Sementara ketua Dewan Eksportir Ternak Australia Alison Penfold menyatakan sebenarnya agak sulit memenuhi permintaan sapi yang dilakukan secara mendadak seperti itu.
“Tentu saja permintaan dadakan ini menyulitkan,” kata Alison Penfold kepada ABC. ;”Namun jika tersedia izin tambahan, kami akan bekerja keras untuk memenuhinya.”
Baca Juga : Ada Gerakan Mau Kudeta Cak Imin dari Kursi Ketum PKB, Benarkah?
Sebelumnya, pemerintah Indonesia hanya menerbitkan izin kuota impor sapi Australia sebesar 50 ribu ekor untuk kuartal ketiga Juli - September 2015. Jumlah tersebut menurun drastis dari kuota impor kuartal kedua 2015 sebesar 250 ribu ekor, dan kuartal pertama sebesar 75 ribu ekor.
Penurunan tersebut memicu spekulasi dan dugaan terjadinya permainan oleh berbagai pihak untuk menaikkan harga daging di pasaran. Di sisi lain, Australia langsung mengantisipasinya dengan mencoba membuka pasar baru bagi ekspor sapi mereka, termasuk ke China. (h/dtc)