Desa Wisata Rantih sedikitnya memiliki empat air terjun. Mulai dari Air Terjun Lurah Tibarau, Air Terjun Sungai Bikan, Air Terjun Lurah Lobah, dan Air Terjun Landu, yang saling berdekatan satu sama lainnya.
Baca Juga : Kolam Pemandian Hotwater Boom Solsel Tetap Buka, Satpol-PP Gelar Patroli
Dari keempat air terjun tersebut, Air Terjun Sungai Bikan yang memiliki ketinggian 40 meter itu, paling banyak dikunjungi wisatawan. Untuk dapat mencapai air terjun tersebut, terlebih dahulu harus melewati hijaunya areal persawahan yang terbentang.
Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, untuk bisa menembus kerindangan hutan dengan melakukan perjalanan kaki sepanjang dua setengah kilometer, dari pusat Desa Wisata Rantih.
Baca Juga : Hati-hati! Eksploitasi Anak Rawan Terjadi di Wisata Indonesia
Memang, untuk menuju kawasan air terjun tersebut, tidak dapat menggunakan kendaraan, hanya dengan berjalan kaki. Setelah sampai di jembatan baru Rantih pengunjung dapat menitipkan kendaraan di salah satu warung yang ada sana.
Perlu diketahui, Desa Rantih memiliki dua jembatan. Salah satunya jembatan gantung yang menggunakan kabel sling yang dibangun sekitar tahun 1971, yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua saja.
Baca Juga : Sandiaga Uno Mengaku Merinding Saat Salat Isya di Hotel Marbella Anyer, Ada Hantu?
Sedangkan jembatan baru merupakan jembatan permanen yang, yang dibangunan di tahun 2011 lalu, sudah dapat dilintasi kendaraan roda empat dan kendaraan berbeban berat lainnya.
Untuk sedikit melepas penat, kita dapat menikmati jajanan yang disediakan di warung, yang dikelola Lembaga Rantih Desa Wisata. Sebab, ketika sudah masuk ke kawasan wisata air terjun, di sana agak sulit dijumpai pedagang yang menjajakan makanan dan minuman.
Baca Juga : Pariwisata Era Baru, Sandiaga: Berbasis Alam Terbuka
Usai melepas penat, pengunjung dapat langsung menyusuri areal hutan menuju kawasan air terjun, Air Terjun Sungai Bikan merupakan air terjun yang lebih dekat dari jembatan baru ini.
Jika memiliki keberuntungan atau ketika musim tanam akan dimulai, anda akan berkesempatan melihat bagaimana proses pelunakan sawah secara tradisional dengan menggunakan beberapa ekor kerbau atau sapi.
Proses melunakan sawah ini, biasanya disebut warga setempat ‘Maoncah’ atau barancah. Di areal persawahan itu, wisatawan juga bisa mencoba peruntungan memancing belut sawah.
Lepas dari areal persawahan, juga akan melewati sedikit perbukitan, di bagian bukit akan terlihat begitu banyak pohon enau, dan tidak beberapa kemudian akan langsung disuguhi pemandangan air terjun Sungai Bikan.
Air Terjun Sungai Bikan sebenarnya sudah dibuka semenjak tahun 1991 silam, dan beberapa kali dikunjungi wisatawan dari luar negeri. Mulai dari Belanda, Jerman dan Singapura.
“Objek wisata air terjun ini memang sudah mendapat kunjungan dari wisatawan mancanegara,” ujar Adrinal, Ketua Lembaga Desa Wisata Rantih kepada Haluan, beberapa waktu lalu.
Setelah sampai di air tejun, anda dapat menikmati kesejukan air terjun dengan menceburkan diri. Tetapi, hati-hati jangan sampai melompat, karena muara dari air terjun sangatlah dangkal.
Suasana Air Terjun Sungai Bikan memang terbilang sangat sejuk. Sebab, kawasan tersebut dilingkupi dengan pepohonan yang sangat rindang, yang menghadirkan kesejukan udara yang luar biasa.
Tidak jauh dari Air Terjun Singai Bikan, anda akan mendapati tiga air terjun lainnya, yakni Air Terjun Lurah Tibarau, Air Terjun Lurah Lobah, dan Air Terjun Landu. Ketiga air terjun tersebut merupakan hulu dari sebuah sungai kecil. (*)
Narasi dan Foto :
FADILLA JUSMAN