Kenaikan harga daging sapi ini dipicu oleh tidak adanya pasokan sapi dari perusahaan pemasok yang biasanya datang dari Medan dan Lampung.
Baca Juga : Joe Biden Tarik Tentara Amerika dari Afghanistan Per 1 Mei
Indra(44) salah seorang pedagang menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi,ia dan pedagang lainnya mengambil pasokan sapi dari peternak lokal atau disekitar Kota Sawahlunto,dimana sapi lokal ini cendrung relative mahal harganya dibanding dengan sapi yang didatangkan dari Medan maupun Lampung.
“Jika harga normal seekor sapi dari Medan dan lampung Rp22 juta per ekornya, sedangkan harga sapi lokal lumayan mahal di kisaran Rp25 juta per ekornya,” terang Indra.
Baca Juga : Penembakan di New York Tewaskan Bayi, Pria 23 Tahun Ditangkap
Menurutnya, hal tersebutlah yang memicu kenaikan harga daging segar sekarang, biasanya jika pasokan sapi dari Medan dan lampung masuk kekota ini harga jual daging berkisar antara Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu perkilonya, namun semenjak sapi dari luar tersebut tidak masuk harga daging dipasaran ikut melonjak dikarenakan mahalnya harga sapi lokal.
Senada dengan Indra, Japar(66) salah seorang pedagang lainnya juga membenar kesulitan yang dialami pedagang daging sapi saat ini, semenjak dikabarkannya pembatasan kuota impor sapi, pemasok atau perusahaan yang biasa sebagai pemasok sapi impor mengurangi jatah pengiriman sapinya ke Sawahlunto bahkan tidak melakukan pengiriman sama sekali, sehingga ia dan pedagang lain terpaksa membeli sapi dari peternak lokal yang harga sangat tinggi.
Baca Juga : Netanyahu Terkejut, Tentara Israel Bakar Diri karena Trauma Perang
Dikatakannya, semenjak mengandalkan pembelian sapi lokal yang ada dikota ini, hampir dipastikan setiap penjualan hasil pemotongan satu ekor sapi ia dan teman lainnya mengalami kerugian Rp1juta, kendai harga jual daging telah dinaikkan hingga Rp120 ribu perkilonya.
Selain itu lanjutnya, tinggi harga jual juga berimbas pada animo beli masyarakat yang menurun dan ini menambah beban kerugian jika daging sapi itu tidak habis terjual setiap harinya.
Baca Juga : Terapkan Prokes Ketat, Saudi Wajibkan Vaksinasi Covid-19 untuk Jamaah Dua Masjid Suci
“Pernah berpikir untuk tidak berjualan sementara waktu hingga pasaran sapi kembali normal, tapi urung kami lakukan, karena akan sangat berimbas besar kepada masyarakat lainnya terutama pelanggan dari para pedagang makanan seperti bakso, rumah makan dan lainnya,” keluh Japar.
Japar berharap hal ini akan menjadi perhatian besar oleh pemerintah baik pusat maupun pemerintah kota, agar bisa mencarikan solusi dari permasalahan yang terjadi.
“Tidak saja pedagang masyarakat tentunya juga menginginkan harga daging sapi ini kembali normal, sehingga tidak memberatkan salah satu pihak dengan kata lain semua bisa untung dan kembali tenang,” harapnya. (h/mg-rki)