Aktifitas masyarakat akibat asap kabut juga terganggu bahkan banyak diantara masyarakat yang mengurung diri di rumah, jika tidak ada kegiatan yang mendesak sering melakukan aktifitas dalam rumah.
Baca Juga : Kadis Dukcapil Kabupaten Pessel Lakukan Sidam ke Unit Kerja Layanan di Kecamatan
Kegelisahan akibat asap kabut tidak hanya masyarakat yang beraktifitas di ladang, pasar dan lainnya, malahan juga pengendara sering megeluhkan karena mata terasa perih akibat asap kabut yang, jarang pandang diperkirakan hanya 10 meter, bahkan banyak diantara pengendara menghidupkan lampu kendaraan untuk menghindari kecelakaan.
“Saya sudah merasakan perihnya mata sejak seminggu terakhir ini berkendaraan akibat asap kabut, walau sudah punya masker dan penutup muka dengan helm namun masih saja dirasakan perihnya bagian mata, “ tutur Asmita seorang pengendaa pada “Haluan” di Kota Solok kemarin.
Baca Juga : Distanhortbun Laksanakan Rakor dan Evaluasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Triwulan I
Hal senada juga dikemukakan Asmir, seorang sopir angkutan pedesaan, asap kabut membuat dirinya berhati-hati membawa kendaraan dan lampu kendaraan terpaksa dihidupkan untuk menghindari kecelakaan. Asap kabut memang sangat mengkuatirkan bagi pengendaraan.
Walau asap kabut sudah berlangsung hampir 15 hari, namun belum ada pembagian masker pada pengendara, baru himbauan dari Dinas Kesehatan melalui mobil unitnya agar pengendara dan pelajar bisa memakai masker ke sekolah untuk menghindari risiko gangguan kesehatan.
Baca Juga : BPJS Kesehatan Bermanfaat Bagi Pengobatan Lansia
Walau sudah ada himbauan namun jumlah pelajar dan masyarakat yang menggunakan masker bisa dihitung dengan jari.
Asap kabut bisa hilang jika hujan turun, sepanjang musim kemarau masih berlangsung, asap kabut tetap melanda Kota Solok dan sekitarnya, penderitaan masyarakat tidak hanya asap kabut, malahan juga kemarau panjang dan cuaca terasa panas, (h/alf)
Baca Juga : Pantauan Perkembangan Covid-19 di Sumbar: Positif 175, Sembuh 172, dan Meninggal Dunia 3 Orang